Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Anggaran Kemenhut Besar dan Habis, Mana yang Sudah Hijau?

Kompas.com - 09/12/2017, 15:53 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com —  Presiden Joko Widodo berharap jajarannya untuk jujur dalam menyatakan jumlah pohon yang ditanam. Dia akan mengecek langsung jumlah pohon yang ditanam.

"Tadi sudah kita tanam 45.000 pohon. Bener? Saya hitung bener. Biasanya tiap tahun melihat menanam hari menanam pohon. Yang ditanam 1 miliar pohon, 1 juta pohon. Saya hitung sampai puluhan tahun sampai laut sudah ada pohonnya," kata Jokowi dalam acara Hari Menanam Pepohonan Indonesia (HMPI) di Desa Karang Asem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu (9/12/2017).

"Saya lebih senang angka riil. 45.000 (harus) angka riil. Ini pun harus saya cek saya harus ini hidup 45.000 atau hanya hidup 2.000 atau jangan-jangan hanya 3 batang," lanjut dia

Dalam peringatan HMPI itu, sebanyak 45.000 pohon ditanam, 42.000 pohon di antaranya sudah ditanam, dan 3.000 sisanya ditanam Presiden Jokowi bersama berbagai masyarakat.

Baca juga: Di Gunung Kidul, Presiden Jokowi Canangkan Gerakan Penanaman Pohon Nasional

Mantan Wali Kota Solo ini berharap program penanaman pohon tidak hanya berlangsung formalitas. Bertahun-tahun jajarannya melakukan hal monoton dan tak pernah berubah. Menurut Jokowi, pola demikian harus diubah. Apalagi, anggaran di Kementerian Kehutanan cukup besar.

"Bertahun-tahun melakukan rutinitas, hal-hal yang menoton yang tidak pernah kita ubah," ujarnya.

"Anggaran Kementerian Kehutanan besar, tapi habis. Mana yang sudah hijau?" tanya Jokowi.

Jokowi meminta untuk agar penanaman pohon direncanakan dengan baik. Misalnya, anggaran pembibitan tahun ini harus ditanam tahun berikutnya. Kemudian diikuti pemeliharaan dan perawatan tanaman.

"Anggaran keluar tengah tahun. Buat bibitnya butuh berapa. Bibit 30 cm ditanam di lapangan. Tidak ada biaya perawatan. Mana bisa hidup," ujarnya.

Baca juga: Instruksi Jokowi soal KEK Mandalika, dari Penghijauan hingga Urusan Kamar Mandi

Jokowi mengapresiasi sejumlah pihak yang membantu menghijaukan lahan.

"Saya mengapresiasi menghargai komunitas, perusahaan yang telah bekerja keras ikut menghijaukan kawasan yang kritis,"ucapnya.

Mantan Gubernur Jakarta ini menyoroti tentang daerah aliran sungai (DAS) yang tidak dikelola dengan baik.

"Kita lihat semua DAS. Dari hulu sampai hilir enggak ada yang benar. Waduknya bagus, Sedimen yang masuk 2/3, 70 persen. Tanah di atasnya tidak diapa-apain, sendimentasi semuanya masuk waduk,"ujarnya.

Baca juga: Geliat Penghijauan di Hulu Sungai Citanduy

Untuk itu, pihaknya meminta seluruh pemangku kebijakan mulai dari bupati hingga gubernur untuk bekerja secara terintegrasi sehingga mengatasi permasalahan tersebut.

"Saya ingin semuanya diawasi. Tidak bisa acara-acara seremoni yang mengeluarkan anggaran banyak, tapi hasilmya tidak kelihatan. Itu yang saya tidak mau," ucap Jokowi.

Dalam kesempatan ini, Presiden meminta salah seorang warga yang mendapatkan penghargaan untuk maju. Marijan, salah seorang warga Karangasem, Ponjong, mengaku dalam kesempatan ini sudah menanam 50 pohon.

"Saya berjanji akan merawatnya," katanya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, selama 2014-2016 sudah tertanam 4,22juta hektar atau jika dihitung hampir 5 miliar pohon. Pada 2017 masih bergerak sejak Presiden menetapkan penanaman pohon lada Agustus sampai sekarang 2,78 juta batang.

Kompas TV Pemerintah Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, bersama pemuda Gereja membuat pohon natal unik yang terbuat dari bahan daur ulang sampah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com