Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Produsen Pil PCC di Solo Gunakan Teknologi Tinggi dan Alat dari Luar Negeri

Kompas.com - 04/12/2017, 22:18 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Pabrik produsen jutaan pil PCC yang digerebek di Gilingan-Solo, Jawa Tengah, menggunakan teknologi tinggi. Hal itu terbukti dari mesin pencetak dan bahan-bahan pembuat pil PCC Itu didatangkan dari luar negeri.

"Hasil penelusuran kami rupanya Ronggo, orang yang mengendalikan itu, mendatangkan mesin pembuat pil PCC dari luar negeri, seperti China dan India. Ronggo inilah yang membeli bahan dan alat-alatnya dari China dan India," ujar Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso kepada wartawan di lokasi penggerebekan pabrik pil PCC di Gilingan-Solo, Jawa Tengah, Senin (4/12/2017) siang.

Pantuan Kompas.com di lokasi penggerebekan, gedung pabrik berlantai dua itu terbagi dalam beberapa ruang. Ruang itu di antaranya ruang pengoplosan bahan, ruang pencetakan, ruang pengering, ruang pengemasan, hingga pengepakan barang.

Khusus di ruang pencetakan pil dan pengemasan dibuat khusus agar kedap suara. Ruang berukuran 3 meter x 3 meter masing-masing dikendalikan satu operator.

Menurut Buwas, canggihnya mesin pembuat pil PCC terlihat dari hasil cetakan dan jumlah pil yang dihasilkan. Satu kali cetak bisa menghasilkan langsung puluhan butir pil PCC.

Untuk pengemasan pil PCC, pabrik yang digerebek di Solo itu menggunakan kemasan strip palsu layaknya obat yang dijual di apotek. Bahkan kemasan itu dicetak dengan merek bertuliskan Zenith Parmaceutical. Padahal, di dalamnya berisi pil PCC.

Baca juga: Kronologi Penggerebekan Pabrik Pil PCC di Solo

Selain memalsukan kemasan, kata Buwas, pabrik sengaja ditempatkan di tengah Kota Solo. Hal itu agar tidak dicurigai dan bisa mengelabui polisi.

"Lokasi pabrik di tengah kota biar enggak dicurigai, dan tempat produksi dibuat kedap suara," kata Buwas.

Menurut pengakuan tersangka, pabrik yang digerebek itu baru beroperasi enam bulan. Namun, dia meyakini bahwa pabrik itu sudah beroperasi lama. "Ini ada bukti-bukti pembukuan pengeluaran barangnya," ucap dia.

Untuk itu, ujar Buwas, BNN dan Polri akan terus menyelisik dan mengungkap lebih jauh jejaring pabrik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com