Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sepeda Kayu Berteknologi Elektrik Hybrid Buatan Indonesia

Kompas.com - 02/12/2017, 22:16 WIB
Agie Permadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Berangkat dari keinginan untuk mengatasi kemacetan di kota-kota Besar, Co-Founder Kayuh Wooden Bike, Maulidan Isbar dan Didi Diarsa, menciptakan sebuah karya inovasi sebuah sepeda unik yang menggabungkan alam, kultur, dan teknologi.

Dengan menggunakan imajinasinya, anak-anak muda Depok ini memanfaatkan limbah kayu pohon karet menjadi bahan dasar pembuatan sepeda kayu yang ramah lingkungan.

Bahkan mereka mengklaim bahwa sepeda kayu yang dibuat dengan menggunakan proses bending (pembengkokan atau penekukan) ini yang pertama di dunia.

Pemuda ini ditemui di sebuah acara Bandung Inovation Festival di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Taman Sari Kota Bandung. Sebuah booth berukuran 2x2 meter itu tampak dipenuhi pengunjung yang tertarik melihat keunikan sepeda dengan bahan dasar kayu.

Ada beberapa jenis sepeda kayu yang dipamerkan di booth tersebut. Yakni jenis sepeda minifelo, minifelo batik, balance bike, folding, kayu bali, hingga sepeda jenis kayu bali monocoque. Kerangka (frame) serta setang sepeda ini terbuat dari kayu, dengan tambahan ban, rantai, sekrup, hingga mesin pendorong.

"Ide ini berangkat dari tiga point, yakni keinginan kami untuk memanfaatkan kayu, membangun kembali lifestyle bersepeda di kota besar, dan membantu mengatasi kemacetan serta polusi," kata Co-Founder Kayuh Wooden Bike, Maulidan Isbar (24), Sabtu (2/12/2017).

Sebelum memproduksi sepeda itu, pemuda kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1994 ini melakukan riset bersama rekannya sejak tahun 2014. Namun selama 8 bulan proses riset, Idan - sapaan akrab Maulidan Isbar- akhirnya menemukan proses bending pada pembuatan frame sepeda.

"Kita akhirnya menemukan teknologi bending-nya itu. Jadi memang di dunia sudah dikembangkan jenis sepeda kayu tapi yang menggunakan teknik bending pertama itu baru kita di dunia, kategori sepeda, ini teknologi baru berbasis alam," ujarnya mengklaim.

Sumbernya yang sangat besar di Indonesia menjadi alasan utama pemilihan kayu karet menjadi bahan dasar sepedanya. Menurutnya, pohon karet ini setiap tahunnya ditebang dan ditanam kembali, bahkan tak sedikit limbah kayu yang sudah tak digunakan lantaran sudah tidak produktif dan hanya dijadikan kayu bakar.

"Biasanya orang hanya menggunakan limbah kayu ini sebagai kayu bakar, atau pun dibuang secara cuma-cuma, akhirnya kita pergunakan hal yang tak bernilai itu jadi added value dengan menggunakan sebagian pada sepeda ini," jelasnya.

Selain tahan lama, kayu karet memiliki daya elastisitas yang sangat tinggi, sehingga pada saat dibengkokkan (bending) pun kayu ini bisa melipat dari ujung ke ujungnya. "Kayu karet ini memenuhi syarat itu, kalau dibengkokan bisa dari ujung ke ujung," jelasnya.

Dengan kayu ini, pihaknya memperkirakan kekuatan sepeda kayu miliknya bisa bertahan atau digunakan hingga lima tahun lamanya. "Asalkan perawatannya yang tidak boleh kena basah, memang sepeda antik ini perlu perawatan khusus," jelasnya.

Seiring waktu, perjalan riset itu pun berkembang menjadi sebuah inovasi desain sepeda dengan konsep ergonomis-geografis, salah satunya desain Pulau Bali yang menjadi salah satu ikon pariwisata di Indonesia.

"Ke depan kita kembangkan desain geografis lainnya dan bisa dijadikan identitas karakter pada sepeda kita," harap mahasiswa Pariwisata Universitas Pancasila.

Dari desain itu pun kini Idan dan tim telah membuat sepeda kayu dengan menggabungkannya dengan sebuah teknologi, sistem eletrik hybrid. Elektrik hybrid ini keunggulanya bisa menggunakan pedal ataupun listrik. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com