Kompas.com - 30/11/2017, 14:19 WIB
Josephus Primus

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tegas mengatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa tempe. Bukan bermaksud apa-apa, namun pernyataan itu disampaikan Ganjar karena melihat potensi kedelai sebagai bahan utama tempe yang sangat besar di Indonesia khususnya Jawa Tengah.

"Kalau Bung Karno menyatakan bangsa kita bukan bangsa tempe, sekarang dibalik dan menjadi bangsa kita adalah bangsa tempe, bangsa kedelai. Sebab memang hasil kedelai dan olahannya sangat besar di negara ini khususnya Jawa Tengah," kata Ganjar saat menghadiri acara Expo Grobogan Ekonomi Kreatif, Kamis (30/11/2017).

Kedelai Jawa Tengah khususnya yang ditanam di Kabupaten Grobogan lanjut Ganjar sudah diakui nasional dan dunia. Hasil kedelai Jateng lanjut dia sangat bagus, non-GMO (Genetically Modified Organism) sehingga sehat untuk dikonsumsi.

"Kedelai kita punya potensi besar. Maka kita bisa menjadi bangsa tempe, dengan tempe kita kuasai dunia dengan produk unggulan berbahan baku kedelai," terangnya.

Bahkan, lanjut Ganjar, kualitas kedelai Jateng yang bagus tersebut membuat Kementerian Pertanian meminta agar wilayah pertanian di Jateng ditambah. "Makanya kementerian Pertanian meminta agar Jateng menjadi brand kedelai nasional dan internasional karena memang produk kedelai Jateng sangat unggul," tuturnya.

Pihaknya lanjut Ganjar memang sedang menggenjot produksi kedelai. Saat ini, sudah ada tiga wilayah penghasil kedelai di Jateng, yakni Grobogan, Purworejo, dan Kebumen. "Nanti akan kami tambah lagi lahannya, kami akan menggandeng Perhutani untuk kebutuhan produksi kedelai itu," tegasnya.

Bahan olahan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan, baju putih), Selasa (6/9/2016), mengikuti panen raya kedelai di Jambi. Mendampinginya, Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli. Dok Kementerian Pertanian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan, baju putih), Selasa (6/9/2016), mengikuti panen raya kedelai di Jambi. Mendampinginya, Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli.

Lebih lanjut Ganjar mengatakan, sebagai daerah penghasil kedelai berkualitas, pihaknya menginginkan adanya nilai tambah dari produk itu. Tidak hanya menjual kedelai mentah, namun bisa diolah menjadi berbagai bahan olahan yang lebih menarik.

"Dibuat olahan lain, misal tempe, tahu, brownies tempe, keripik tempe, proll kedelai, susu kedelai dan olahan lain. Tentu hasilnya akan semakin bagus," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni mengaku jika produksi kedelai asal Grobogan memang unggul. Pihaknya mengaku jika semua petani sudah diberikan pendidikan untuk menanam kedelai yang sehat dan berkualitas. "Sudah ada puluhan ribu hektar lahan kedelai di Grobogan ini. Nantinya akan kami tambah, targetnya 100.000 hektar lahan ditanami varietas kedelai," ucapnya.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar diajak menyaksikan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) tempe terbesar. Ganjar disuguhkan dengan pemandangan tempe sebesar 7x10 meter dengan ketebalan 4 cm. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRABOWO)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com