Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah di Pinggir Sungai Code Rusak akibat Longsor, Pemiliknya Ingin Segera Diperbaiki

Kompas.com - 30/11/2017, 13:23 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua hari Sugeng Wahyudi (65) tak lagi tidur di rumahnya di Kampung Tegal Panggung RT 57 RW 14, Kelurahan Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. 

Dia bersama istrinya, Yamini (48), dan anaknya, Saluna (11), tidur di tenda pengungsian yang lokasinya tak jauh dari rumah mereka. 

Bukan tanpa sebab, rumahnya mengalami kerusakan akibat terkena longsor, Selasa (28/11/2017). Dinding penahan tanah yang ada di belakang rumahnya longsor setelah diguyur hujan. Beruntung, hanya bagian dapur yang mengalami kerusakan ketika dinding penahan tanah itu longsor. 

Sugeng menceritakan, dinding penahan tanah di belakang rumahnya itu longsor sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, dia tak bisa memastikan penyebab longsornya dinding penahan tanah itu longsor. Hanya saja, hujan deras mengguyur wilayah Kota Yogyakarta sebelum peristiwa itu terjadi. 

"Sebelum kejadian itu, saya dan istri mendengar ada suara krek, krek. Saya pikir itu hanya suara angin. Istri saya malah mengiranya tikus, makanya saya biarkan saja," kata Sugeng kepada wartawan di kediamannya, Kamis (30/11/2017).

Baca juga: Kunjungi Lokasi Longsor di Yogyakarta, Sultan Sebut Tak Perlu Relokasi

Sugeng dan istrinya baru menyadari bahwa  rumahnya terkena longsor ketika sebagian ruangan dapur di rumahnya tiba-tiba ambles akibat dinding penahan tanah di belakang rumahnya longsor.

Sejumlah peralatan memasak, tabung elpiji, dan kompor ikut ambles dalam peristiwa itu. Kepanikan pun terjadi sehingga membuatnya langsung meninggalkan rumah saat itu juga.

"Melihat ambles, saya tengok di belakang rumah ternyata sudah longsor. Langsung saya mengajak istri saya untuk keluar," ujar Sugeng.

Sugeng mengatakan, pergerakan tanah terus terjadi hingga kemarin. Dia pun urung kembali tinggal ke rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kondisi rumahnya saat ini pun porak poranda akibat longsor. 

"Peristiwa ini baru terjadi pertama kali selama 30 tahun saya hidup di sini. Padahal, waktu kejadian itu, hujan tidak begitu deras, Sungai Code juga tidak meluap," kata Sugeng.

Meski kini tinggal di tenda pengungsian, Sugeng ingin segera menghuni kembali rumahnya. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai juru parkir ini pun berharap segera ada perbaikan terhadap rumahnya tersebut dalam waktu dekat ini. 

"Inginnya bisa diperbaiki karena ini kan musim hujan, kalau tinggal di tenda pengungsian itu berbeda dengan tinggal di rumah," tutur Sugeng.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, dari 14 titik longsor di Kota Yogyakarta, longsor di RW 14 Kampung Tegal Panggung merupakan yang terparah. Setidaknya ada lima rumah rusak akibat dinding penahan tanah di pinggir sungai longsor.

"Di Kota ada 14 titik longsornya. Lokasi longsor semuanya ada di tanggul permukiman. Yang paling parah di sini (Tegal Panggung) dan Jlagran karena ada korban jiwa," ucap Agus kepada wartawan di Kampung Tegal Panggung, Kamis (30/11/2017).

Selain 14 titik longsor, Agus mengaku, di Kota Yogyakarta terdapat 13 titik pohon tumbang akibat perubahan cuaca ekstrem dua hari yang lalu. Namun, pihaknya belum bisa menaksir nilai kerugian dari bencana yang terjadi. 

"Kalau rumah yang benar-benar rusak itu ada lima, dua ada di Tegal Panggung, tiga lainnya tersebar. Lima rumah itu dhuni 10 jiwa," kata Agus.

Meski intensitas hujan mulai berkurang, Agus tetap meminta warga Kota Yogyakarta khususnya yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap waspada. Terlebih lagi, BMKG masih meprediksi jika puncak curah hujan bakal terjadi sampai Januari 2018.

"Yang penting dari kami itu kesiapsiagaan karena kami selalu kampanye pengurangan risiko bencana karena itu juga mengurangi korban jiwa. Kami juga latih masyarakat di pinggir sungai bisa melakukan evakuasi mandiri," ujar Agus.

Kompas TV Rel kereta tergerus akibat rendaman banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com