Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Salatiga, Istilah "Trilogi Pembangunan" ala Orde Baru Muncul Lagi

Kompas.com - 30/11/2017, 07:33 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SALATIGA, KOMPAS.com - Istilah "Trilogi Pembangunan" pada zaman Orde Baru kerap disebut setiap kali pejabat memberikan sambutan. Namun, sejak keruntuhan Orde Baru tahun 1998, frasa itu pun ikut hilang bak ditelan bumi.

Namun, dalam acara "Seminar Ketahanan Ekonomi dalam Rangka Penguatan Sumber Daya Alam sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan" yang digelar Badan Kesbangpol Kota Salatiga, di Ruang Kalitaman Setda Kota Salatiga, Rabu (29/11/2017) siang, kata-kata itu muncul lagi.

Adalah Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris, orang yang sengaja mengingatkan lagi filosofi "Trilogi Pembangunan", saat menyampaikan sambutan.

"Kita sudah lama tidak mendengar istilah Trilogi Pembangunan, yaitu berisi tentang stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan keadilan nasional. Sekarang ini kita disibukkan dengan pesta demokrasi di tiap level, dari pilihan wali kota, legislatif, gubernur, dan presiden," kata Muh Haris.

Menurut dia, formulasi pembangunan pada era pemerintahan Presiden kedua RI Soeharto itu masih jitu untuk mengatasi gejolak politik saat ini yang kerap mengganggu kinerja pemerintahan.

"Situasi politik jika terus-menerus bergejolak maka pembangunan tidak akan maksimal. Ada relevannya jika hal tersebut disuarakan lagi dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan sekarang ini," jelasnya.

Baca juga: Salatiga Berpredikat Kota Paling Toleran Se-Indonesia, Wali Kota Ucapkan Terima Kasih ke Para Guru

Dalam kesempatan itu pula, Muh Haris berharap pelaku UMKM Kota Salatiga yang hadir di ruangan itu ikut membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan di Kota Salatiga.

Dia menambahkan, kendati angka kemiskinan di Salatiga merupakan yang terkecil di Jawa Tengah yaitu 5,24 persen, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan upaya untuk meminimalisasi angka kemiskinan.

"Oleh karenanya, saya mengajak kepada para pelaku UMKM dan ibu-ibu PKK di Kota Salatiga membantu menurunkan menjadi 4,7 persen dalam kurun waktu lima tahun ke depan," ajaknya.

Dia juga mengingatkan bahwa Salatiga saat ini menduduki peringkat ke-17 tingkat nasional daerah dengan warga cebol paling banyak. Hal itu juga menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat masih relatif rendah.

Sebab, menurut badan internasional, orang berbadan pendek sebenarnya disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi.

"Ini menjadi peringatan bagi kita untuk terus meningkatkan ketahanan pangan di kota kita tercinta ini," ujar dia.

Kompas TV Pemandangan indah dari lembah hingga persawahan tersaji di ruas jalan tol yang mencapai 17, 6 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com