Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Grab di Kendari Dikeroyok Sopir Taksi yang Unjuk Rasa

Kompas.com - 29/11/2017, 14:19 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Seorang sopir Grab di Kendari dikeroyok sejumlah sopir taksi konvensional di depan kantor Samsat, tak jauh dari lokasi aksi unjuk rasa ratusan sopir di gedung DPRD Sultra, Rabu (29/11/2017).

Tak hanya itu, ban mobil yang dikendarai sopir Grab juga digembosi.

Kejadian ini berawal ketika sejumlah sopir taksi sengaja memancing pengemudi Grab di kawasan Alun-alun kota Kendari, Jalan Abdullah Silondae, tempat berkumpulnya para sopir taksi. Sebelum mendekati penumpang, puluhan sopir taksi langsung mendatangi sopir Grab dan menarik keluar dari mobilnya lalu dipukul.

Tak hanya pengemudi Grab, rekannya yang berada di lokasi juga sempat menjadi sasaran amuk para sopir taksi.

Beruntung aksi itu tidak berlangsung lama. Petugas kepolisian yang berada di lokasi langsung mengamankan kedua pengemudi Grab dan temannya ke kantor pos lantas depan alun-alun kota Jalan Abdullah Silondae, Kendari.

Sementara, aksi mogok ratusan sopir taksi dari 6 perusahaan taksi di Kota Kendari masih berlanjut.

"Pemerintah kan sudah menghentikan sementara Grab, kenapa mereka masih melayani penumpang," teriak salah seorang sopir taksi.

Baca juga : Kronologi Pembunuhan Sopir Taksi Online oleh 6 Penumpangnya

Sebelumnya, ratusan sopir taksi dan angkutan kota (angkot) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (29/11/2017) menggelar aksi mogok. Mereka berkumpul dan memarkirkan kendaraannya di alun-alun kota di jalan Abdullah Silondae, Kendari.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes menyusul kehadiran transportasi berbasis online atau Grab.

Azis, salah seorang sopir taksi mengatakan bahwa aksi mogok ini sebagai bentuk protes atas kehadiran Grab.

Baca juga : Rumah Sopir Taksi Online Diteror Bom Ikan

Menurutnya, kehadiran Grab di Kota Kendari belum menjadi kebutuhan masyarakat, karena penduduk di kota Kendari belum padat seperti kota besar lain yang ada di Indonesia.

"Jangan dulu Grab masuk ke sini. Kita saja sesama taksi masih kesulitan mendapatkan penumpang, apalagi adanya Grab," katanya.

Kompas TV Pada akhirnya, anggota parlemen Brasil sepakat untuk menerapkan aturan dengan versi yang lebih ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com