Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2017, 09:05 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Alun-alun Tengku Amir Hamzah di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara penuh sesak manusia. Ribuan orang datang, berjubel menyambut Presiden Joko Widodo yang akan membagikan 9.000 sertifikat tanah. Mereka adalah masyarakat Langkat, Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang (Mebidang).

Jokowi pun mendapat banyak salam dari warga yang hadir. Beberapa di antaranya mengenalkan diri dengan marga mereka "Siregar" ataupun "Nasution".

“Sekarang saya sudah menjadi keluarga besar Sumatera Utara. Tadi ada yang menyalami saya sambil bilang, 'Pak saya Siregar, Pak saya Nasution'. Saya bilang, iya saya ngerti... Kita semua bersaudara," ujar Jokowi di Langkat, Jumat (24/11/2017).

Untuk diketahui, Jokowi baru saja menikahkan anaknya, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang berasal dari suku Batak Mandailing. Karena menikahi Bobby, Kahiyang pun diberi gelar oleh pihak keluarga ibu Bobby yang bermarga Siregar.

Baca juga : Jalani Acara Pemberian Marga, Kahiyang Sah Jadi Boru Siregar

Proses pemberian gelar dilakukan melalui sebuah acara adat bernama Mangalehan Adat pada 21 November lalu.

Jokowi berpesan kepada masyarakat supaya selalu menjaga persaudaraan antar sesama. Sebagai negara yang besar dengan adat istiadat, suku dan agama yang berbeda-beda, masyarakat diharapkan dapat menjaga kebhinekaan dan menjalin rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Jokowi juga sempat menjelaskan alasannya kenapa menginjakkan kaki ke Langkat, "Saya belum pernah ke mari".

Baca juga : Saat Jokowi Resmikan Bandara Silangit dengan Bahasa Batak Toba...

Kembali dia mengajak masyarakat hidup rukun. Apalagi sebentar lagi akan berlangsung pemilihan kepala daerah dan presiden, pilihlah yang terbaik, katanya.

"Coblos, setelah itu rukun lagi. Kita sadari, dengan wilayah yang luas, dengan 714 suku, dan agama yang berbeda, sangat rentan terjadi perpecahan. Tapi kita harus bisa menjaganya tetap harmonis,” pungkas Jokowi.

Pemberian sertifikat

Di dalam acara pemberian sertifikat, Jokowi menyebutkan untuk Sumatera Utara dari 3,9 juta baru 1,4 juta atau 30 persen yang menerima bantuan sertifikat tanah. Sama seperti nasional, dari 127 juta tapi baru 46 juta yang mendapat sertifikat.

"Makanya saya perintahkan Menteri BPN agar penerima sertifikat cepat selesai. Tahun ini target kita 5 juta, tahun depan 7 juta, tahun depannya lagi 9 juta harus dikeluarkan,” katanya disambut tepuk tangan.

Alasan dirinya mendesak percepatan sertifikat tanah tersebut, karena banyak mendapat informasi saat turun ke desa-desa ada konflik tanah di tengah masyarakat. Banyak masyarakat yang harus kehilangan tanahnya karena kalah saat mencari keadilan di pengadilan.

Baca juga: Jokowi: Sebentar Lagi Saya Jadi Keluarga Batak, Sudah Pada Tahu Kan?

Menurutnya, kalau sudah memiliki sertifikat, berarti hak hukum atas tanah sudah dipegang.

"Saya pesan, simpan baik-baik. Laminating dan jangan lupa fotokopi. Jadi kalau hilang mudah mengurusnya ke BPN. Apalagi kalau hujan, kalau rumahnya bocor bisa rusak. Kalau mau 'disekolahkan' (digadai) sertifikatnya, uangnya digunakan untuk hal-hal positif seperti modal usaha," ucapnya.

“Saya tahu karena saya sering turun ke kampung-kampung. Saya pesan, pakailah bank yang agunannya rendah seperti KUR, cuma 9 persen. Kalau pinjam uang, tolong dihitung dulu. Kalau tidak cukup uangnya lebih baik disimpan saja. Kalau keliru hitungnya, sertifikatnya hilang disita bank," sambung Jokowi.

Misalnya dapat pinjaman Rp 300 juta, lanjut dia, jangan Rp 150 jutanya dibelikan mobil atau motor. Paling tiga atau enam bulan selanjutnya sertifikat jadi milik bank.

"Kalau minjam, gunakan untuk modal usaha, jangan buat gagah-gagahan,” ujarnya.

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com