Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan di Pantura Rembang Peroleh Program Bedah Rumah Ditjen KKP

Kompas.com - 22/11/2017, 20:56 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

REMBANG, KOMPAS.com - Angin segar datang dari perkampungan pesisir pantura di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sejumlah nelayan kecil di Desa Gegunung Wetan, Kecamatan Rembang, memperoleh bantuan program bedah rumah dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kepala Desa Gegunung Wetan, Suwanto, menyampaikan, selama ini mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan. Dari sekitar 50 nelayan yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, tercatat ada lima nelayan yang kondisi rumahnya paling memprihatinkan. 

Dengan demikian, sambung Suwanto, sudah sepatutnya kelima nelayan tersebut diusulkan agar rumahnya diperbaiki melalui program bedah rumah itu.

"Nelayan yang mendapat bantuan program bedah rumah, yaitu Junaidi, Parnadi, Balen, Suparno, dan Yatno, yang berasal dari RW I, RW II, dan RW III. Kondisi rumahnya memang kurang layak huni dan perlu diperbaiki. Sebenarnya ada puluhan nelayan yang rumahnya juga tak layak huni, tapi kami pilih yang paling parah," kata Suwanto, Rabu (22/11/2017).

Menurut Suwanto, setiap nelayan mendapatkan bantuan program bedah rumah senilai Rp 20 juta. Kalaupun perkembangannya nanti ada kekurangan biaya perbaikan rumah, tentunya ditanggung oleh penerima bantuan.

Oleh karena itu, penerima bantuan diharuskan berkonsultasi dengan ahli bangunan agar dalam pelaksanaannya bisa tepat sasaran. Sehingga, pada praktiknya, dana yang tersedia bisa efisien untuk perbaikan rumah masing-masing nelayan.

"Kami bersyukur karena ada bantuan program bedah rumah sehingga bisa mengurangi beban nelayan dalam membiayai perbaikan rumah. Hari ini sudah mulai perbaikan rumah," ujar dia.

Baca juga: Bedah Rumah, Kasirun dan Istrinya Tertimpa Atap yang Roboh

Suwanto menjelaskan, program bedah rumah dari KKP tersebut dalam pengerjaannya ditargetkan harus sudah rampung dalam kurun lima hari. 

Setelah perbaikan rumah usai, penerima bantuan akan mendapatkan dana tersebut dengan terlebih dahulu melengkapi kelengkapan administrasinya, misalnya kuitansi belanja material bangunan.

"Kami fasilitasi penerima bantuan terlebih dahulu, mengingat dana program bedah rumah tersebut tidak langsung cair," ujar dia.

Seorang nelayan yang mendapatkan bantuan program bedah rumah, Balen (30), mengaku senang mendapat suntikan dana untuk perbaikan rumah. Sudah puluhan tahun, rumahnya yang telah rapuh itu belum bisa diperbaiki secara utuh lantaran minimnya penghasilan.

Penghasilannya setiap kali melaut tidak menentu. Kalau beruntung, bisa mencapai Rp 300.000. Namun, saat sepi justru kadang tidak memperoleh hasil tangkapan.

"Uang melaut hanya pas untuk biaya sehari-hari, padahal rumah sudah tak lagi kokoh. Bocor sana-sini. Terima kasih banyak. Program bedah rumah banyak membantu," kata dia.

Sementara itu, nelayan lain penerima bedah rumah, Junaidi, juga mengutarakan perasaan semringahnya. Sebagai anak buah kapal, penghasilannya saat melaut juga tak bisa diprediksi, yakni Rp 25.000 hingga Rp 100.000 tergantung faktor cuaca.

"Nelayan kecil seperti kami, penghasilan melaut hanya cukup untuk makan. Syukur-syukur bisa buat jajan anak. Alhamdulillah rumah kami dibedah," ucap dia.

Adapun Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Syarif Widjaya bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga sempat meninjau rumah nelayan yang mendapatkan bantuan program bedah rumah di Desa Gegunung Wetan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

Kompas TV Namanya Nurhayati, sehari-hari dirinya hanya disibukkan membersihkan dan merapikan rumah sederhana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com