Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Citarum, Luhut Sebut Semua Pihak Harus Sadar

Kompas.com - 22/11/2017, 18:38 WIB
Agie Permadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Besarnya anggaran yang digelontorkan untuk menangani persoalan Sungai Citarum dinilai belum efektif. Sebab sungai ini kerap meluap membanjiri sebagian wilayah. Salah satunya banjir yang setiap tahun menggenangi Kabupaten Bandung. 

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perlu kerja sama dari berbagai pihak untuk menanggulangi persoalan ini. Hal tersebut penting sebelum terjadi bencana yang lebih besar.

"Ya memang gak bisa sendiri jadi semua pihak harus sadar. kalo semua tak kerja sama ini akan menjadi musibah pada kita," katanya.

Penanganan ekosistem lingkungan hidup termasuk penanganan Sungai Citarum harus menjadi fokus utama. Karena menurutnya, hal ini menyangkut generasi masa depan mengingat air merupakan sumber kehidupan.

"Tadi seperti Panglima Kodam minta agar mata air supaya dijaga jangan sampai dirusak, itu kan menyangkut masa depan. Nah kita harus fokus. Jangan fokus perbedaan, karena menyelesaikan ini menyangkut generasi masa depan," jelasnya.

(Baca juga : Kata Pangdam Siliwangi soal Penataan Citarum: Cuma Satu yang Kurang, Komando)

Ketika disinggung terkait anggaran, Luhut mengatakan anggaran yang bakal digelontorkan ke depan tidak terlalu besar. Namun akan disinkronkan dengan sejumlah program. 

"Fisik juga iya, ini sungai harus dibuat dengan baik, tak mesti ada anggaran besar. Saya lihat banyak CSR dari mana-mana. Perusahaan dikumpul, yang sudah membuang limbah berpuluh-puluh tahun, duduk, jangan buang limbah buat IPAL," ungkapnya.

Terkait hukum bagi para pengusaha yang melanggar dengan membuang limbahnya ke sungai, Luhut menegaskan, zero toleransi bagi pengusaha yang merusak lingkungan.

"Itu ada Undang-undangnya, pasal 10 peraturan pemerintah dan itu bisa dipidana," tegasnya.

Kompas TV Mereka harus menggunakan perahu untuk bisa keluar masuk perkampungan yang terendam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com