Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pangdam Siliwangi soal Penataan Citarum: Cuma Satu yang Kurang, Komando

Kompas.com - 22/11/2017, 17:34 WIB
Agie Permadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Upaya penanganan terhadap persoalan Sungai Citarum sudah dilakukan bertahun-tahun, tetapi belum ada hasil yang memuaskan. Penanganannya memerlukan kesungguhan dari semua pihak.

Sehubungan dengan itu, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menilai bahwa perlua ada komando dalam menangani dan menata Sungai Citarum ini.

"Energi dan biaya sudah tercurahkan, cuma satu yang kurang, komando," ujar Doni dalam acara Lokakarya Penataan Sungai Citarum di Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu (22/11/2017).

Dalam tata cara militer, kata Doni, setiap operasi yang dilakukan harus berdasar pada komando yang berperan penting dalam melakukan pengendalian.

"Kalau tak ada komando yang baik, energi yang dikeluarkan pun tak ada artinya," kata dia.

Dalam kaitan dengan penanganan persoalan Sungai Citarum, pihaknya secara tegas  berkeberatan apabila TNI hanya ditugaskan untuk membantu membersihkan sampah. Lebih dari itu, dia berharap TNI menjadi bagian yang lebih luas untuk membantu penanganan persoalan Sungai Citarum dan alam di Jawa Barat.

"Kalau tentara hanya ditugaskan sebagai pemulung, saya sendiri sebagai pimpinan keberatan. TNI hanya menjadi bagian sekrup yang kecil. Ke depan kalau dijadikan perda maka kami mungkin memiliki ruang lebih besar sehingga kami mendapatkan payung hukum dan dukungan," ucap dia.

Baca juga: Kolam Retensi di Sungai Citarum Diperluas untuk Antisipasi Banjir di Bandung

Menurut Doni, dalam penanganan persoalan Sungai Citarum ini perlu perumusan struktur yang efektif. Pasalnya, apabila struktur itu tak dibuat sefektif mungkin maka jangan harap penataan Sungai Citarum dapat dilakukan dengan cepat.

"Kita harus merumuskan struktur yang efektif. Membangun sistem dan ke depan harus melihat semua potensi di Jabar ini dioptimalkan. Kalau perlu membuka akses masyarakat kepada posko, adapun posko nanti di mana ditentukannya itu terserah gubernur. Saya mengusulkan di Kodam Siliwangi sehingga nanti Pangdam pun memiliki masukan," tutur dia.

Menurut dia, apa yang dilakukannya ini semata-mata hanya untuk melindungi ekosistem. Sebab, apabila pelanggaran lingkungan hidup ini dibiarkan terus-menerus maka akan mengganggu keseimbangan alam, termasuk berkurangnya kualitas air bersih yang akan berujung pada rusaknya generasi bangsa dan ketahanan bangsa Indonesia.

"Bagaimana kita bisa berkompetisi, bisa menjadi bangsa pemenang, kalau masyarakatnya tak sehat," kata dia.

Untuk itu, pihaknya berharap program penataan Sungai Citarum ini melibatkan dan didukung banyak pihak, baik dari instansi terkait, pegiat lingkungan, media massa, perusahaan telekomunikasi, maupun masyarakat itu sendiri.

Tak hanya itu, Doni pun berharap adanya tindakan tegas terhadap perusahaan yang membuang limbah sembarangan, jika perlu melakukan penutupan perusahaan-perusahaan yang membandel.

"Ini perlu bantuan media massa juga agar semua bisa diketahui publik. Perusahaan yang membuang limbah sembarangan harus kita ekspos, ada tahapan peringatan sampai akhirnya mungkin penutupan paksa daripada tak ada kepastian. Mereka yang merusak lingkungan ini berbahaya lebih dari terorisme," ucap dia.

Kompas TV Banjir luapan Sungai Citarum sejak Sabtu (18/11) pagi masih merendam ribuan rumah yang berada di 3 kecamatan di Kabupaten Bandung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com