Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diblokade Warga, Bandara Oksibil Lumpuh Total

Kompas.com - 18/11/2017, 16:03 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Ratusan warga memblokade akses di Bandar Udara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sabtu (18/11/2017).  Warga yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Adat (LMA) itu juga melakukan aksi pembakaran ban di avron bandara, sehingga membuat penerbangan di bandara dihentikan.

“Benar untuk sementara operasi penerbangan lumpuh total di sini," ujar Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Juliarman E.P. Pasaribu saat dikonfirmasi.

Juliarman mengatakan, satu jam setelah aksi blokade yang dilakukan sekitar pukul 06.00 WIT, aparat TNI dan Polri bersama anggota DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang Maria Dilam serta pihak otoritas bandara melakukan mediasi, hingga akhirnya bandara dibuka kembali.

“Pihak bandara sendiri meminta surat jaminan keamanan dalam hal ini kepada Polri dan masyarakat yang nantinya akan di teruskan kepada Dirjen Perhubungan untuk meminta jadwal penerbangan dibuka kembali,” katanya.

Baca juga: Menhub: Kami Tidak Ada Niat Menjual Bandara Soekarno-Hatta

Dia menyebutkan, warga hanya mengizinkan bandara dibuka sampai pukul 15.00 WIT, setelah itu mereka akan melakukan blokade lagi. Namun  lanjut dia, sekitar pukul 10.00 WIT, tiba-ada tiba 30 orang membawa membawa busur dan anak panah bergabung dengan warga.

"Hingga akhirnya kami putuskan bandara di tutup,” ucapnya.

Atas peristiwa ini, Juliarman menegaskan, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini, hingga bandara bisa kembali beroperasional.

“Kalau bandara di tutup berlarut-larut, maka semua aktivitas akan lumpuh, khususnya perekonomian, karena hanya ini satu-satunya akses transportasi," kata dia.

Sementara itu pimpinan LMA Anton Uropmabin menyebutkan, aksi yang dilakukan sekitar pukul 06.00 WIT tersebut sebagai protes kepada pemerintah atas pergantian hak ulayat tanah atas bandara ini.

“Bukan hanya itu, kami juga mempertanyakan pembagian dana desa yang tidak sesuai dengan aturan, hingga mengakibatkan beberapa pejabat di lingkungan pemda dijadikan tersangka korupsi,” ucap Anton.

Kompas TV Akibatnya beberapa penerbangan baik keberangkatan maupun kedatangan tertunda sejak Minggu (12/11/2017) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com