Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan Perajin Gerabah di Bireuen yang Jadi Andalan Keluarga

Kompas.com - 15/11/2017, 17:31 WIB
Raja Umar

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Nurhayati (38), warga Cot Jeurat, Kecamatan Juang, Bireuen, Provinsi Aceh, hidup bersama suami dan satu anak laki-lakinya di rumah gubuk. Dia menjadi tulang punggung untuk menafkahi dan merawat suaminya yang telah lama lumpuh dan anak laki-lakinya yang masih berusia tujuh tahun.

Selama ini dia hanya mengandalkan penghasilan dari kerajinan tangan dengan membuat gerabah tradisional dari bahan baku tanah liat.

“Penghasilan saya untuk kebutuhan keluarga selama ini hanya dari membuat gerabah tanah liat ini, lain tidak ada sumber pencarian,” kata Nurhayati (38), saat dijumpai Kompas.com di rumah gubuknya, Rabu (15/11/2017).

Setiap hari rata-rata Nurhayati mampu memproduksi enam hasil kerajinan tangan yang ia pelajari secara otodidak, seperti panci kendil dan asbak dari bahan baku tanah liat yang dia beli satu karung seharga Rp 12.000.

“Satu hari rata-rata hanya mampu saya produksi sendiri enam buah, dengan harga jual mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 13.000 per buahnya, kata dia.

Baca juga : Kisah Nenek Sebatang Kara Habiskan Hidup bersama 12 Kucingnya...

Perempuan ini menjadi tulang punggung keluarga sejak suaminya, Arman (40), yang jatuh sakit dan lumpuh sejak delapan tahun lalu. Namun, hingga kini suaminya tak kunjung sembuh.

“Semenjak suami lumpuh, saya yang mencari nafkah untuk suami dan satu orang anak saya yang masih umur tujuh tahun, dari hasil membuat kerajinan dari tanah liat itu satu bulan dapat Rp 400.000 sampai Rp 600.000,” jelas Nurhayati.

Meski hidup serba terbatas dan tinggal di gubuk yang atap dan dindingnya mulai bocor, Nurhayati tak banyak mengeluh. Dia hanya berharap ada bantuan modal usaha kerajinan tangannya dari pemerintah untuk meningkatkan produksi dan penghasilan guna membiayai keluarga.

“Sekarang produksinya terbatas karena kurang modal untuk membeli bahan baku tanah liat dan kayu bakar. Kalau ada bantuan modal produksi dan penghasilan akan bisa bertambah,” ujar dia.

Kompas TV Berbekal kreatifitas dan keuletan, seorang perajin di Jember, Jawa Timur, berhasil memanfaatkan limbah bambu menjadi kerajinan miniatur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com