Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Ipul: Jatim Harus Steril dari WNA Ilegal

Kompas.com - 15/11/2017, 14:01 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan pihaknya berupaya sekuat tenaga untuk tetap menjaga Jawa Timur bersih dari Warga Negara Asing (WNA) ilegal.

"Untuk kepentingan investasi, Jatim memang butuh WNA. Tapi, Jatim harus steril dari WNA illegal," katanya usai pengukuhan Tim Pengawas Orang Asing (PORA) Jatim di Surabaya, Selasa (14/11/2017) malam.

Gus Ipul menambahkan, selama 2016 WNA yang masuk Jatim tercatat sebanyak 24.992 orang. Dari jumlah itu sebagian besarnya atau sebanyak 12.940 orang memiliki izin tinggal kunjungan. Sementara itu, sisanya sebanyak 10.999 orang memiliki izin tinggal terbatas, 239 orang izin tinggal tetap, dan 814 orang memiliki izin kemudahan khusus keimigrasian.

Pihaknya bekerjama dengan Tim Pora di berbagai daerah terus memantapkan koordinasi untuk mengawasi keberadaan dan aktifitas WNA tersebut. "Kami bahkan pernah mengamankan WNA illegal yang bekerja di suatu perusahaan tanpa izin yang jelas," terang Gus Ipul.

Dari jumlah WNA yang tinggal di Jatim, jumlah terbanyak berasal dari China (432 WNA), Jepang (298 WNA), dan Amerika Serikat (169 WNA). Sisanya dari berbagai negara seperi Inggris, Filipina, Taiwan, dan India.

Terkait sebaran WNA, kata Gus Ipul sebagian besar menyebar di wilayah industri ring I, yakni Surabaya (635 WNA), Sidoarjo (214 WNA), Mojokerto (155 WNA), dan Gresik (193 WNA).

Tim Pora Jawa Timur yang dikukuhkan Menteri Hukum dan HAM, Yosanna Laoly, disebut Tim Pora dengan komposisi terbesar di Indonesia, yakni berjumlah 568 orang, yang terdiri dari tokoh masyarakat serta aparat kelurahan, kecamatan, hingga kepolisian.

Dalam acara pengukuhan itu, Menteri Yasona berpesan agar anggota Tim Pora bekerja profesional dalam mengawasi orang asing atau WNA ilegal. Sehingga, kegiatan itu tidak menimbulkan kegaduhan dan merusak iklim investasi. "Saya yakin anda akan menyampaikan tugas dengan profesional. Kita harus bertindak proporsional supaya tidak menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu," katanya. (Achmad Faizal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com