Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Jalan ABC Bandung di Tengah Gempuran Zaman "Online" (1)

Kompas.com - 15/11/2017, 09:58 WIB
Agie Permadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Jarum jam terus bergerak. Waktu terus berputar dan zaman telah berubah. Era digital dan online memaksa banyak pengusaha 'gulung tikar'.

Namun di tengah gempuran zaman, bisnis jam tangan dan kacamata di Jalan ABC di Kota Bandung terus berdetak, bangunan-bangunan yang menaunginya masih kokoh berdiri.

Salah satu kawasan yang terletak di sudut kota Bandung ini merupakan jalur urat nadi Kota Kembang yang menghubungkan Jalan Suniaraja dan Jalan Otista. Di sepanjang Jalan ABC tumbuh toko-toko yang bergerak di berbagai macam bidang, salah satunya yang terkenal dan bertahan hingga saat ini adalah toko-toko jam tangan dan kacamata.

Bagaimana tidak, Jalan yang diapit Jalan Alkateri dan Jalan Suniaraja ini banyak ditumbuhi toko-toko jam tangan dan kacamata. Tak hanya itu, pedagang kaki lima ‎yang menjamur di sepanjang jalan pun tak ingin kalah bersaing menyajikan jam-jam serta kacamata bermerek dari yang bermodel antik hingga yang kekinian.

Seperti di Toko Sami Jaya. Toko yang berada di perempatan Jalan ABC ini merupakan salah satu toko tertua yang menjual jam tangan dan kacamata. Menurut Erni (65), sang pemilik, toko miliknya tersebut sudah berdiri sejak tahun 1945.

Memang, lanjut dia, saat pertama kali berdiri, toko ini masih menjual peralatan olahraga dan baju. Baru pada tahun 1970-an mulai merambah ‎pada bisnis usaha kacamata dan jam tangan.

Sejak tahun 1979, usahanya tersebut mulai stabil dan memisahkan usaha baju dan olahraga dari usaha kacamata dan jam tangan yang digelutinya saat ini.

"Karena saat itu jam tangan dan kacamata memang diminati," kata Erni saat ditemui di tokonya di Jalan ABC, Bandung, Senin (13/11/2017). 

 

Macam-macam onderdil jam tangan quartz, putar, maupun otomatis.KOMPAS.com/Agie Permadi Macam-macam onderdil jam tangan quartz, putar, maupun otomatis.

Berbagai macam jam dinding, tangan dan kacamata terpampang di etalase kaca di dalam toko tersebut. Para konsumen lintas generasi baik muda dan tua berdatangan ‎untuk sekedar melihat atau membeli produk di toko tersebut, bahkan tak sedikit juga mereka yang datang untuk memperbaiki jam maupun frame dan batang serta kaca pada kacamata mereka.

Tujuh karyawan yang sudah bersiaga di depan etalase itu siap memberikan pelayanan kepada konsumennya.

‎"Kebanyakan kalau konsumen kacamata yang sudah berumur biasanya membeli kacamata yang sudah ready (siap pakai atau jadi), kalau yang anak muda harus bikin dulu. Sedang jam tangan kebanyakan yang beli cuman buat fashion, kalo orang tua kan ada saja yang sudah 20 tahun jamnya enggak ganti-ganti," ujarnya.

Karena setiap konsumen memiliki seleranya masing-masing, dia pun menjual berbagai macam merek jam maupun kacamata. Kacamata, misalnya, dijualnya mulai dari harga Rp 20.000 hingga Rp 1,5 juta, sedangkan jam tangan dijual mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 2 juta.

"Tapi kebanyakan konsumen saat ini membeli produk jam atau kacamata menengah ke bawah yang harganya mulai dari Rp 300.000 ke bawah," tuturnya.

Macam-macam onderdil jam tangan quartz, putar, maupun otomatis. KOMPAS.com/Agie Permadi Macam-macam onderdil jam tangan quartz, putar, maupun otomatis.

Di zaman digitalisasi ini, perkembangan bisnis pun merambah ke pemasaran secara online. Tak sedikit toko-toko online menjamur mewarkan barang-barang produk yang juga bervariatif. Erni mengaku, menjamurnya toko online juga turut memengaruhi penghasilan usahanya.

"Ya ada pengaruhnya, dari segi pendapatan turun hingga 40 persen. Itu terasa sejak dua tahun kemarin. Saat ini, sebulan hanya dapat Rp 300 juta, itu juga masih kotor," ucapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com