Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor di Kompleks Sekolah Teologia, 1 Tewas 2 Luka Berat

Kompas.com - 14/11/2017, 08:30 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Musibah tanah longsor terjadi di kompleks asrama Sekolah Tinggi Teologia (STT) Sangkakala, Jalan Kopeng Kilometer 7, Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (13/11/2017) malam.

Satu orang mahasiswi tewas dan dua lainnya mengalami luka berat. Mereka tertimpa talud setinggi sekitar 7 meter dengan panjang 30 meter yang longsor dan merobohkan dinding asrama.

Korban tewas adalah Resy (22), mahasiswi asal Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Sedangkan Marcelina (19) dan Imenuel Nuban (21), keduanya asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami luka berat.

Sebelum kejadian, sejak pukul 14.00 WIB, hujan mengguyur wilayah ini. Kemudian, sekitar pukul 20.30 WIB, saat mahasiswa belajar di asrama, talud setinggi 7 meter di atas asrama longsor dan menimpa bangunan asrama.

(Baca juga : Cuaca Buruk, Penumpang Lari Berteriak saat Plafon Bandara Syamsudin Noor Berjatuhan)

Korban Ressi ini, sambung Febri, meninggal di lokasi kejadian. Tubuhnya tertimpa material longsoran persis di kamarnya.

"Korban mengalami luka serius di bagian kepala dan dada. Untuk mengevakuasi butuh waktu sekitar 1 jam," kata Pembantu Ketua I STT Sangkakala, Febri Jati Nugroho.

Sementara itu, Staf Bagian Administrasi Akademik, Agung Dian menambahkan, dalam kejadian ini, teman satu kamar Ressi, Marcelina (19) mengalami luka di bagian kaki. Sedangkan, mahasiswa lainnya, Imannuel Nuban (21) juga terluka di bagian kaki dan tangan.

"Kedua korban kami larikan ke RSP dr Ario Wirawan Salatiga," tutur Agung.

Akibat talud longsor tersebut, sedikitnya 8 kamar masing-masing 4 kamar di blok asrama putra dan 4 blok di asrama putri rusak parah.

(Baca juga : Mahasiswi Psikologi UB Tewas Tertimpa Longsor )

Kata Agung, bangunan talud tersebut relatif baru, sekitar bulan Februari. Panjangnya sekitar 100 meter, sedangkan yang roboh sekitar 30 meter.

Ia menduga, talud roboh karena tidak mampu menahan derasnya aliran air dan gerusan tanah dari tanah yang terbuka di atasnya.

"Di atas bangunan asrama, ada gedung serba guna masih dalam tahap pembangunan. Mungkin karena tanahnya belum keras dan belum ada saluran yang memadai untuk pembuangan air sehingga taludnya tidak kuat menahan air,” jelasnya.

Akibat longsor tersebut, asrama yang terdiri dari dua lantai tersebut dikosongkan. Sekitar 120 mahasiswa diungsikan ke aula.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, BPBD menerima laporan tersebut pukul 22.00 WIB, terus menuju lokasi kejadian.

Proses pembersihan lokasi tidak bisa dilakukan saat itu juga lantaran tanah masih basah dan hujan masih turun.

"Pagi ini kami akan bersihkan material longsoran. Dugaan longsor ini karena bangunan talud tidak ada saluran air sehingga air masuk," tutupnya.

Kompas TV Pekerja yang tewas merupakan dua WNI dan seorang warga Myanmar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com