Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kemetul Blokade Proyek Tol Salatiga-Boyolali

Kompas.com - 07/11/2017, 17:57 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan jalan tol Salatiga-Boyolali, Selasa (7/11/2017), sempat terhenti selama 3.5 jam akibat aksi blokade puluhan warga Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

Warga membuat barikade dengan memasang tali dan mematok jalan dengan batang bambu. Warga yang sebagian besar petani ini juga memarkir sepeda motornya hingga jalan tol yang masih berupa timbunan tanah ini tak bisa dilewati alat berat dan truk proyek.

Aksi penghentian pembangunan proyek tol dimulai pukul 08.30 WIB pada lintasan sepanjang satu kilometer di Desa Kemetul. Aksi ini dipicu kekesalan warga atas ingkarnya kontraktor yang sebelumnya menyanggupi untuk membuat akses jalan menuju sawah yang tertutup jalan tol.

Namun hingga kini, janji itu belum direalisasi sehingga warga harus memutar sejauh dua kilometer untuk menuju sawah mereka.

"Kami hanya ingin dibuatkan jalan setapak yang memudahkan kami menuju sawah. Yang sekarang ini adanya cuma irigasi, bagi kami lebih penting jalan setapak," ungkap Pardi (48), salah satu peserta aksi.

(Baca juga : Indahnya Panorama Gerbang Tol Salatiga adalah Ketidaksengajaan Desain)

Tak hanya akses jalan menuju sawah, warga juga menuntut ganti rugi dampak pembangunan jalan tol sekitar Rp 400 juta. Jumlah tersebut dihitung dari kerugian yang ditanggung petani akibat penurunan produktivitas sawah tanaman padi seluas 32 hektar hingga 40 persen.

Kegagalan panen ini disebabkan kurangnya irigasi dan debu proyek yang merusak tanaman padi. Pada perkembangannya, warga juga menemukan indikasi penyerobotan tanah milik warga oleh kontraktor.

"Kalau penyerobotan tanah baru kita ketahui hari ini. Batas jalan tol dengan pagar itu ternyata mundur. Patok itu yang memasang kan juga dari kontraktor," kata Kepala Desa Kemetul Agus Sudibyo.

Agus mengatakan, sebelum dimulai, pembangunan proyek tol oleh PT Waskita sebagai kontraktor jalan Tol Salatiga-Boyolali sudah dilakukan sosialisasi.

(Baca juga : Soal Keindahan View Gerbang Tol Salatiga, Ketua DPRD Sebut Tak Penting)

 

Dalam sosialisasi itu disampaikan bahwa fasilitas umum, termasuk jalan setapak akses menuju sawah yang terputus akibat proyek jalan tol akan dibuatkan.

"Pertemuan di balai desa itu sudah disepakati, tapi kenyataannya tidak dibangunkan," ujarnya.

Aksi pemblokiran jalan tol itu berakhir setelah diadakan pertemuan antara warga dengan Kontraktor di Balai Desa Kemetul. Dalam pertemuan itu PT Waskita menyepakati waktu dua pekan untuk melakukan penghitungan dan pembayaran ganti rugi.

Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan warga, Pemerintah Kecamatan Susukan, Polsek Susukan dan perwakilan dari PT Waskita.

Tepat pukul 12.00 wib usai dicapai kesepakatan, barikade tali dan batang bambu dilepas oleh PT Waskita. Selama dilangsungkannya pertemuan, praktis seluruh aktivitas alat berat dan truk pengangkut material berhenti.

Kompas TV Selasa (31/10/2017) seluruh gerbang pembayaran tol milik Jasa Marga secara resmi tidak melayani uang tunai alias hanya memakai uang elektronik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com