Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dukung Dedi Mulyadi, Idrus Sebut Golkar Ingin Menang Pilkada Jabar

Kompas.com - 05/11/2017, 07:16 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham sengaja datang menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Sabtu (4/11/2017), untuk memamerkan surat keputusan dukungan Golkar untuk Ridwan Kamil dalam Pilkada 2018.

Sejumlah pihak menilai, langkah tersebut menciderai sistem kaderisasi Golkar. Pasalnya, ada Ketua DPD Golkar Dedi Mulyadi yang juga ingin maju dalam Pilkada Jabar.

Baca juga : Keputusan Final, Idrus Pamerkan SK Dukungan Golkar ke Ridwan Kamil Namun,

Menanggapi hal itu, Idrus mengatakan, sejatinya Golkar selalu memprioritaskan kadernya.

Namun, keputusan itu harus realistis dan sejalan dengan keinginan masyarakat merujuk pada hasil survei.

"Partai Golkar mengedepankan kader apalagi pengurus. Tetapi karena kita ingin menang di Pilkada, kemudian yang kedua karena kita ingin konsisten pada moto Partai Golkar, suara Golkar suara rakyat, kita konsisten kepada prinsip Golkar sahabat rakyat. Maka kita bertanya kepada masyarakat melalui survei," tutur Idrus saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Sabtu kemarin.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham saat memperlihatkan SK dukungan Partai Golkar kepada bakal calon gubernur Jabar Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Sabtu (4/11/2017). KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Sekjen Partai Golkar Idrus Marham saat memperlihatkan SK dukungan Partai Golkar kepada bakal calon gubernur Jabar Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Sabtu (4/11/2017).
Fakta hari ini, sambung Idrus, hasil survei selalu menempatkan elektabilitas Ridwan Kamil di posisi teratas.

Bahkan, hasil survei terbaru dari lembaga survei Indo Barometer, Ridwan Kamil selalu unggul dalam 16 simulasi yang dilakukan.

"Tidak ada satupun survei kredibel yang tidak mengatakan bahwa hasil survei Kang Emil sebagai calon gubernur yang tertinggi. Jadi tidak bisa, kalau memang Golkar sahabat rakyat, maka Golkar harus berkorban untuk kepentingan rakyat," ucap Idrus.

"Jadi siapapun yang berbeda dengan rakyat, yang berseberangan dengan rakyat pasti risikonya kalah. Golkar berkeyakinan sangat dengan prestasi dan rekam jejak Kang Emil kemudian insya Allah Kang Emil akan memenangkan pertarungan itu. Nah, Golkar ingin bersama yang menang," tambah dia.

(Baca juga : Idrus Marham Sebut Dedi Mulyadi Tak Mungkin Khianati Partai Golkar)

Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid sebelumnya menyebut bahwa partainya mengusung Dedi Mulyadi pada Pilkada Jabar.

Hal itu disampaikan Nurdin seusai rapat di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Senin (2/10/2017) sore.

"Keputusannya, menugaskan Dedi untuk mencari partai politik untuk koalisi sekaligus mencari pasangannya," ujar Nurdin.

(baca: Pilkada Jabar, Golkar Tugaskan Dedi Mulyadi Cari Pasangan dan Koalisi)

Sementara, apakah Dedi akan dicalonkan sebagai calon gubernur atau wakil gubernur, belum diputuskan.

Golkar masih melihat dinamikanya dan membebaskan Dedi untuk mencari sosok yang dinilai pas mendampinginya bertarung di Pilkada Jawa Barat.

"Apa dia jadi nomor satu atau dua, tergantung dinamikanya. Artinya bisa nomor satu, bisa nomor dua," ujar Nurdin saat itu.

Namun, Nurdin mengingatkan, tak ada yang pasti dalam dunia politik. Keputusan ini bisa saja berubah jika Dedi 'mentok' dalam memilih pasangan atau koalisi.

"Tidak ada yang pasti dalam politik. Kalau enggak ada yang mau, bagaimana? Kalau dia cagub, tapi enggak ada wakilnya? Atau sebaliknya. Dia mau jadi cawagub, tapi enggak ada cagubnya," ujar Nurdin.

"Makanya bahasanya partai adalah, menugaskan Dedi Mulyadi untuk mencari pasangan yang pas sekaligus koalisi," lanjut dia.

Kompas TV Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil survei pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com