Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Elektabilitas Dedi Mulyadi Salip Deddy Mizwar Buktikan Pemilih Jabar Masih Cair

Kompas.com - 03/11/2017, 21:05 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Analis Politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam menyoroti adanya fenomena baru dalam hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indo Barometer yang dirilis pada Jumat (3/11/2017).

Yakni meningkatnya elektabilitas Dedi Mulyadi sampai 20 persen di bawah Ridwan Kamil 46 persen. Elektabilitas bupati Purwakarta itu menyalip Deddy Mizwar yang menurun di angka 16 persen. Padahal, beberapa hasil survei sebelumnya, posisi Dedi Mulyadi selalu di urutan ketiga di bawah Deddy Mizwar.

"Tren elektabiltas bakal cagub di Jabar dinamis, sebagaimana hasil survei Indo Barometer. Tren positif dicapai oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, sementara tren penurunan elektabilitas terjadi pada Dedi Mizwar. Ini membuktikan pemilih Jabar masih cair, sehingga siapapun yang unggul hari ini belum tentu memenangi pertarungan, apalagi pilkada masih 8 bulan," jelas Iman melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat petang.

Iman menambahkan, peningkatan elektabilitas Dedi Mulyadi dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya adalah gencarnya sosialisasi yang dilakukan Dedi Mulyadi ke pelosok-pelosok daerah Jabar, sampai adanya keputusan Partai Golkar mengejutkan yang lebih memilih Ridwan Kamil. Padahal, Dedi Mulyadi merupakan ketua DPD Golkar Jabar dan sebelumnya digaungkan sebagai satu-satunya calon gubernur Jabar dari partai berlambang beringin tersebut.

"Kenaikan elektabilitas Dedi Mulyadi saya kira karena gencarnya melakukan sosialisasi dan cara dalam berkomunikasi pada warga sangat mudah dicerna oleh pemilih. Juga kemarin karena imbas dari ramainya Golkar memilih Ridwan Kamil," tambahnya.

Faktor tersebut membuat masyarakat Jabar terus memantau perkembangan informasi sosok-sosok calon gubernur. Terlebih lagi adanya pendukung militan dari masing-masing calon yang baru mengutarakan pilihannya mendekati akhir-akhir masa pemilihan. Dengan demikian, kata Iman, masih dimungkinkan akan ada perubahan signifikan dalam waktu dekat pencoblosan.

"Kita lihat saja dari hasil survei ke survei, siapa calon yang terus mengalami kenaikan elektabilitasnya," pungkasnya.

Baca juga : Survei: Elektabilitas Dedi Mulyadi Salip Deddy Mizwar di Pilkada Jabar

Diberitakan sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei peta dan profil calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018 versi publik di Hotel Aston Braga, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (3/11/2017).

Dalam rilis tersebut, dari 16 simulasi yang dilakukan Indo Barometer, nama Ridwan Kamil masih unggul dibanding dua nama lainnya, yakni Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.

"Hari ini yang kita lihat Ridwan Kamil paling potensial," kata Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli dalam konferensi pers, Jumat sore.

Meski demikian, fenomena menarik justru terjadi pada persaingan dua calon lainnya, yakni Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.

Indo Barometer mencatat, elektabilitas Ridwan Kamil berada di angka 46 persen. Kemudian Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 19-20 persen menyalip elektabilitas Deddy Mizwar yang justru turun ke angka 16 hingga 17 persen.

"Dedi Mulyadi dari survei sebelumnya ada kenaikan walaupun tidak signifikan. Kecenderungan Deddy Mizwar menurun karena gerakannya stagnan. Selain itu karena masyarakat menilai kinerja Deddy Mizwar belum memuaskan," ungkapnya.

Baca juga : Tak Didukung Golkar, Peluang Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar Dinilai Tetap Besar

Salah satu faktor yang membuat elektabilitas Dedi Mulyadi naik, sambung Hadi, salah satunya adalah kunjungan-kunjungan yang kerap dilakukan ketua DPD Partai Golkar tersebut ke daerah-daerah di seluruh Jawa Barat.

"Yang kita lihat apa alasan masyarakat suka dengan Dedi Mulyadi karena merakyat. Artinya calon ini rajin blusukan ke masyarakat. Saya kira Dedi Mulyadi memang rajin blusukan," tuturnya.

Kompas TV DPD PDI Perjuangan Jawa Barat sedang menyaring bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Jawa Barat 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com