Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penahanan 11 Pelaku Perusakan Kantor Mendari Ditangguhkan

Kompas.com - 02/11/2017, 10:38 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 11 warga dari Kabupaten Tolikara yang diamankan Polda Metro Jaya akibat merusak dan menyerang kantor Menteri Dalam Negeri ditangguhkan penahanannya, Selasa (31/10/2017).

Dengan adanya penangguhan penahanan itu, polisi mengharapkan pemalangan Jalan Trans Wamena-Tolikara, tepatnya di Kampung Minagi, Distrik Kubu, yang telah berlangsung kurang lebih satu bulan dibuka. Sebab, pemalangan itu mengakibatkan pasokan bahan makanan pokok di daerah tersebut terganggu.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, penangguhan penahanan itu atas permintaan Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar.

“Kemarin (red), penangguhan penahanan terhadap 11 warga Tolikara dikabulkan. Hal ini sebagaimana tuntutan massa yang melakukan pemalangan jalan, yang meminta keluarga mereka dibebaskan,” ungkap Kamal, Rabu, (1/11/2017) di Polda Papua.

Kamal pun mengharapkan, pasca-penangguhan penahahan 11 warga itu, akses jalan Wamena-Tolikara bisa segera dibuka, sehingga roda perekonomian dan pemerintahan di Tolikara berjalan normal kembali.

“Kiranya semua warga dan tokoh masyarakat yang ada di Tolikara menyelesaikan permasalahan atau membuka pemalangan jalan, agar masyarakat merasa aman dan nyaman, apalagi Tolikara saat ini sudah memiliki bupati definitif,” ujarnya.

Baca juga : Kantor Kemendagri Dilempari Batu oleh Pendukung Calon Bupati Tolikara

Kamal menyebutkan, tujuh dari 11 warga Tolikara ditangguhkan penahanannya saat ini telah berada di Jayapura. Mereka akan kembali ke Karubaga, ibu kota Tolikara.

“Tujuh warga Tolikara beserta perwakilannya sudah tiba di Jayapura. Sedangkan empat warga Tolikara lainnya yang berstatus mahasiswa ini tetap tinggal di Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koumunikasi dan Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa mengatakan, persediaan barang kebutuhan pokok di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara kini semakin menipis.

Hal itu lantaran akses menuju sekelompok massa dari salah satu calon Bupati Tolikara melakukan pemalangan jalan trans Papua di Kampung Minagi, yang menghubungkan Wamena ke Karubaga.

Derwes mengatakan, jajan trans Papua adalah satu-satunya akses jalur darat yang menghubungkan Wamena ke Karubaga. Hal itu mengakibatkan pasokan sembako ke Karubaga terputus, dan kini pasokan sembako pun kian menipis.

“Saat ini warga semakin kesulitan mendapatkan beras, gula dan minyak goreng. Bahkan harga bensin dan solar di Karubaga per liter sudah mencapai Rp 100.000. Sebab, selama ini kita hanya memasok barang dari Wamena sebagai pusat ekonomi wilayah Pegunungan Tengah Papua,” ujarnya.

Baca juga : Kapolri Minta Tokoh Tolikara Dinginkan Suasana Pasca-sengketa Pilkada

Aksi pemalangan ini ditenggarai buntut putusan MK terkait sengketa pilkada di daerah setempat. Namun belakangan, mereka menginginkan agar 11 warga Tolikara terkait insiden penyerangan di kantor Kementerian Dalam Negeri belum lama ini.

Kompas TV Ada sembilan pegawai Kemendagri yang jadi korban serangan kelompok massa asal Tolikara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com