Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Sampai Sekali Ikut Pemilu Terima Rp 50.000, Dapat Hadiah Penjara..."

Kompas.com - 28/10/2017, 21:12 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Ketua Komisioner Panwaslu Kota Salatiga Agung Ari Mursito berharap para pemilih pemula menjadi bagian dari pengawas pemilihan di Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019.

Hal itu dikatakan Agung dihadapan 70 perwakilan pelajar SMA/SMK, organisasi kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan, dan Pengurus BEM se Kota Salatiga yang dihadirkan dalam Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dalam rangka menyongsong Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur  dan Pemilu Serentak Tahun 2019 di Salatiga, Sabtu (28/10/2017) siang.

Menurut Agung, pengawasan partisipatif sangat diharapkan karena terbatasnya personel Pengawas Pemilu untuk menjamin Pemilu yang berkeadilan.

"Personel Panwas Kota yang hanya terdiri dari 3 orang tentunya tidaklah mungkin melakukan pengawasan sendiri. Oleh karenanya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan tentu sangat penting, hal tersebut demi terlaksananya pemilu yang berkualitas dan Jurdil," kata Agung.

Baca juga : Ridwan Kamil: Saya Pemain Pilkada, Sudah Tahu Triknya

Sementara Dosen Fiskom UKSW Salatiga, Sampoerno yang mengangkat tema Pengawasan Pemilu Partisipatif menekankan bahwa meski para pemilih ini masih duduk dibangku SMA, saat pemilu berlangsung juga bisa menjadi pengawas.

Fungsi pengawas, kata Sampoerno adalah meminimalisir pelanggaran.  "Kita semua kenal serangan fajar dan itu melanggar yang diancam pidana penjara dan denda. Jangan sampai adik-adik yang masih SMA ini baru sekali ikut pemilu terima Rp 50.000, tapi mendapat hadiah penjara," kata Sampoerno.

"Minimal adik-adik mengingatkan keluarga, bapak atau ibu agar tidak menerima money politic tersebut," katanya.

Anisa Putri dari SMAN 1 Salatiga menanyakan posisi Golput dalam demokrasi. Sebab tidak dipungkiri banyaknya elit politik di Indonesia yang terjerat kasus korupsi membuat para pemilih pemula apatis terhadap Pemilu.

"Sekarang masih kita jumpai para pemimpin atau wakil rakyat yang terpilih namun akhirnya juga korupsi. Apakah kita boleh tidak memilih atau Golput?," tanyanya.

Menjawab pertanyaan ini Sampoerno menekankan pentingnya menggunakan hak pilih saat pemilu berlangsung. "Ketika kita tidak menggunakan hak pilih kita, maka kita membiarkan sesuatu yang buruk akan terjadi," sebutnya.

"Namun jika kita memilih orang yang kita yakini baik, artinya kita telah berihtiar dan itu akan membuka peluang yang baik berkuasa," tambah dia.

Sementara Ketua Bawaslu Jawa Tengah Fajar Subkhi AK Arif mengatakan, pihaknya saat ini mengembangkan proses kepengawasan terhadap pemilih pemula, sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan Pemilu milik bersama.

Dia mengatakan, perhelatan akbar Pemilu Serentak 2019 bukan hanya milik KPU, Bawaslu, DKPP ataupun partai politik, tapi milik publik. Sehingga diperlukan upaya agar semua elemen masyarakat tertarik dan terlibat dalam pengawasan partisipatif.

Salah satunya adalah edukasi pengawasan kepada para pemilih pemula.  Pemilih pemula menjadi sasaran strategis kepengawasan karena dinilai masih punya idealisme.

"Bawaslu propinsi berkegiatan dengan teman-teman SMA dan Pramuka, karena kita yakin disana masih ada nilai-nilai yang baik. Seperti memilih ketua OSIS, rata-rata anak-anak ini memilih karena idealisme, pinter dan baik. Nilai-nilai ini yang akan kita coba bawa ke lembaga-lembaga politik yang lain," ujar Fajar di Bandungan, Kamis (26/10/2017) malam.

Sementara itu Ketua Panwaslu Kabupaten Semarang Agus Riyanto menyatakan, pihaknya bersama jajaran Panwas Kecamatan siap mengawal Pilgub 2018 dan Pemilu Serentak 2019.

Anggota Panwascam dari 19 kecamatan telah mendapatkan Bimbingan Teknis dan Penguatan Kapasitas Panwas dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018.

"Tujuan Bimtek ini untuk menyatukan persepsi kepada seluruh anggota Panwascam agar dalam melaksanakan tugasnya ke depan sesuai dan sejalan dengan undang-undang," kata Agus.

Kompas TV KompasTV ingin menjadi bagian dari Pilkada sebagai proses demokrasi seperti di dalam sebuah rumah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com