Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tuntut Hukuman Mati Bagi Pembunuh Ketua DPRD Kolaka Utara

Kompas.com - 26/10/2017, 10:34 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com – Haidirman Sarira, kakak kandung Ketua DPRD Kolaka Utara Musakkir Sarira membantah pernyataan yang menyebutkan, motif pembunuhan terhadap adiknya itu karena kehadiran wanita idaman lain (WIL). 

Menurut Haidirman, sepengetahuan keluarga, almarhum sangat sayang kepada istri dan anak-anaknya. Selain itu, setiap almarhum keluar daerah selalu didampingi istrinya.

"Sangat tidak masuk akal jika almarhum adik kandung saya tersebut selingkuh dengan wanita lain yang jadi penyebab pertengkaran antara almarhum dengan istrinya," ungkap Haidirman, Kamis (26/10/2017).

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kolaka Utara ini mengungkapkan, pertengkaran antara almarhum dengan istrinya memang sering terjadi lantaran sikap arogan istrinya.

(Baca juga : Rekonstruksi Pembunuhan Ketua DPRD Kolaka Utara, Anak Korban Histeris)

 

Bahkan, saat mereka bertengkar, istrinya kerap mengeluarkan kata-kata ancaman akan membunuh almarhum.

Karena itu, ia meminta tersangka AE yang juga istri korban, tidak memutar balikkan fakta. AE mengaku sering mengalami kekerasan, padahal almarhumlah yang sering dianiaya istrinya.

"Waktu dia lempar asbak di kantor, adik saya diamkan saja karena yang dia pikirkan anak-anaknya. Malah kalau istrinya marah selalu bilang saya bunuh ko, saya hancurkan ko, dan bukan sekali. Setiap dia marah selalu kalimat itu keluar dari mulut istrinya," katanya.

"Sudah lama memang direncanakan dia mau bunuh, cuma Tuhan masih melindungi almarhum adik saya," tutur Haidirman.

(Baca juga : Istri Ketua DPRD Kolaka Utara Akui Bunuh Suaminya)

Suasana duka di RSUD Kolaka. Ketua DPRD Kolaka Utara Musakir Sarira dinyatakan meninggal setelah sempat dirawat karena luka tusuk di perutnya. KOMPAS.com/KIKI ANDI PATI Suasana duka di RSUD Kolaka. Ketua DPRD Kolaka Utara Musakir Sarira dinyatakan meninggal setelah sempat dirawat karena luka tusuk di perutnya.
Ia menambahkan, dari awal menikah adiknya belum pernah merasa tentram berumahtangga. Bahkan dari belum memiliki pekerjaan hingga akhirnya ia menjabat ketua DPRD Kolaka Utara, ketentraman tak juga ia rasakan. 

"Andai kata bisa dihukum mati, hukum mati. Kemudian pecat jadi pegawai, itu tanggapan keluarga," ungkap Haidirman.

Sebelumnya diberitakan, AE mengaku, kejadian naas malam itu bukan karena didasari rasa cemburu atau disengaja melainkan tindakan refleks lantaran ketakutan.

Melalui pendampingnya dari Aliansi Perempuan (Alpen) Sultra, AE menuturkan jika malam itu beberapa kali pintu kamar bergerak seperti ada orang. Namun saat dirinya melihat ke luar kamar tidak ada orang.

"Pas ketiga kalinya grendel pintu bergoyang, AE kemudian mengambil pisau buah yang ada dalam kamarnya," ungkap Direktur Alpen Hasmida Karim kepada kompas.com, Senin (23/10/2017).

"Sambil memegang pisau, AE kaget ketika tiba-tiba ada nampak sosok tubuh mengenakan baju putih maju dan mendekat ke arah pintu. Karena kaget, AE refleks melepas pisau dan tepat mengenai perut korban," tambahnya.

Ketua DPRD Kolaka Utara, Musakkir Sarira menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Benyamin Guluh Kolaka, Rabu (18/10/2017) pukul 16.30 Wita setelah kehabisan darah akibat luka tusuk di organ hatinya.  

Kompas TV Istri kedua dari mendiang ketua DPRD Kolaka Utara telah resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com