Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dedi Mulyadi soal Masalah Sekolah hingga Tradisi Kawin Muda

Kompas.com - 25/10/2017, 05:29 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menilai, sistem pendidikan yang ada selama ini perlu menjadi perhatian.

Misalnya, keberadaan sekolah yang tidak terintegrasi dari tingkat SD sampai tingkat atas (SMA). Karena sistem ini membuka ruang masalah baru, di antaranya besarnya biaya transportasi anak didik.

"Untuk menyelesaikan masalah pendidikan SD, SMP, SMA diintergarsikan di satu desa," kata Dedi dalam kunjungannya ke kantor redaksi Kompas.com di Jakarta, Selasa (25/10/2017).

Besarnya biaya transportasi anak didik kerap memunculkan solusi yang tidak tepat, yakni membelikan kendaraan motor bagi anak-anaknya. Dari sana muncul persoalan sosial lainnya. 

(Baca juga : Dedi Mulyadi: Seperti Zaman Orde Baru Saja, Sekolah Harus Bayar)

"Tradisi motor melahirkan budaya pacaran, tradisi pacaran melahirkan (menimbulkan) kawin muda," ungkapnya. 

Karena itu, sedikitnya, dalam satu desa harus ada satu sekolah yang terintegrasi dari SD hingga SMA.  

"Jadi, satu desa harus memiliki SD, SMP, SMA, langsung saja 12 kelas," kata dia.

Kompas TV Beredar Surat DPP Golkar, Ini Kata Dedi Mulyadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com