Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2017, 17:51 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com – Kejaksaan Negeri Nunukan Kalimantan Utara menahan mantan Bupati Bulungan Budiman Arifin terkait dugaan kasus korupsi pengadaan tanah seluas 62 hektar pada tahun 2004. Pada saat itu Budiman Arifin menjabat sebagai Sekertaris Daerah Kabupaten Nunukan.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Nunukan Rusli Usman mengatakan, langkah penahanan dilakukan karena dikhawatirkan tersangka akan melarikan diri dan berupaya menghilangkan barang bukti.

”Alasan penahannya dikhawatirkan akan melarikan diri atau tersangka menghilangkan barang bukti,” ujarnya, Selasa (24/10/2017).

Rusli Usman menambahkan, Budiman Arifin mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Nunukan di Jl Ujang Dewa Nunukan untuk menjalani penahanan pada Senin (23/10/2017). Bupati Bulungan periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu,  dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan klas II B Sungai Jepun Nunukan.

Baca juga : PLN Nunukan Denda Pelanggan Rp 7,6 Juta atas Meteran Berbeda Nama

“Pak Budiman kemarin sudah dilakukan penahanan pada tanggal 23. Pak Budiman datang sendiri, sekarang berada di Rutan Nunukan,” katanya.

Berkas Budiman Arifin rencananya akan dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Samarinda pekan depan.

Budiman Arifin menjadi tersangka dalam kasus pengadaan tanah seluas 62 hektar untuk ruang terbuka hijau di depan Kantor Bupati, pembangunan Kantor DPRD Kabupaten Nunukan, Embung Sungai Bilal, bangunan penjara, laparkir Badan Kepegawaian Daerah, mess diklat, PPI dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan. Saat itu Budiman Arifin menjabat sebagai Sekretaris Kabupaten Nunukan

Dalam kasus yang merugikan Negara sebesar Rp 7 miliar tersebut, Pengadilan Tipikor juga telah menghukum pelaku lainnya yaitu mantan Bupati Nunukan Abdul Hafid Achmad, mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nunukan Darmin Djemadil, Pj Sekcam Nunukan Selatan Arifuddin dan mantan Bendahara Pembayaran Setkab Nunukan Simon Sili.

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi kembali memeriksa tersangka kasus korupsi e-KTP Irman dan Sugiharto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com