Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Harimau Benggala Mati Diduga Dimangsa Induknya Sendiri

Kompas.com - 20/10/2017, 22:18 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Seekor bayi harimau benggala (Panthera tigris tigris) yang lahir di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (16/7/2017) dikabarkan telah mati.

Bayi harimau betina bernama Lusi yang lahir dari pasangan induk Aji dan Upik tersebut diduga dimangsa induknya sendiri pada 1 September 2017.

Kepala UPT Serulingmas, Mudiyono ketika dikonfirmasi, Kamis (19/10/2017) malam, membenarkan hal tersebut. Menurut dia, Lusi yang saat itu baru berusia 1,5 bulan sudah tidak lagi ditemukan di kandangnya ketika petugas kebun binatang mengecek pada pagi hari.

“Kata penjaga yang piket, waktu pagi dilihat sudah tidak ada di dalam kandang,” katanya.

Saat itu, kata Mudiyono, pihaknya langsung berspekulasi bahwa Lusi telah mati dan dimakan oleh induknya sendiri, Upik.

Hasil diskusi dengan dokter hewan Serulingmas, Rumadi Anton Nugroho, peristiwa itu sudah lumrah terjadi dalam keluarga kucing ketika melihat anaknya sakit dan mati.

“Kami melihat perkembangan Lusi di satu bulan awal memang tidak normal, badannya kurus dan bulunya tidak lebat,” bebernya.

Mudiyono mengungkapkan, Lusi memang lahir dalam kondisi tidak normal karena berasal dari perkawinan sedarah kedua induknya atau inbreeding. Pihaknya selama 1,5 bulan itu telah berusaha memberikan suplai vitamin melalui induknya agar larut dalam air susu ibu (ASI).

Baca juga: Bayi Harimau Benggala Lahir di Banjarnegara, Namanya "Lusi"

Namun, lanjut dia, upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil, dan kondisi Lusi makin hari makin lemah.

“Kalau inbreeding itu pasti kalau tidak cacat lahir, ya tidak berkembang sehat,” ujarnya.

Selain itu, faktor yang memengaruhi kesehatan genetik Lusi, menurut Mudiyono, adalah sang induk betina, Upik, yang baru berusia 7 tahun saat mengandung. Idealnya umur harimau untuk mulai bereproduksi minimal 10 tahun.

“Kelahiran Lusi memang mengejutkan, karena kami tidak pernah melakukan program kawin, selain karena semua harimau di sini sedarah, usia Upik (betina) juga masih 7 tahun,” katanya.

Mencoba mencari keterangan medis atas kematian Lusi, dokter hewan Serulingmas, Rumadi Anton Nugroho masih enggan berkomentar. Dia mengatakan, masih harus berkomunikasi dengan pimpinan TRMS Serulingmas dan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan wartawan.

Kasus ketiga

Matinya Lusi, bayi harimau benggala di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara bukan kali ini saja terjadi. Kepala UPT Serulingmas, Mudiyono mengatakan, sebelumnya, pihaknya pernah dua kali kehilangan bayi singa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com