Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sungkowo, Perajin Keris Generasi ke-17 Empu Kerajaan Majapahit

Kompas.com - 19/10/2017, 06:45 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di sebuah bangunan berukuran 6x4 meter yang disebut besalen, tiga pria tengah menempa besi. Masing-masing pria yang berusia di atas 40 tahun itu terlihat mengenakan koko hitam, namun satu di antaranya terlihat memakai ikat di kepalanya.
 
Pria dengan ikat di kepalanya itu bernama Sungkowo Harumbrojo. Pria berusia 63 tahun ini bukan lah seorang pandai besi biasa, melainkan seorang empu. Ia juga diketahui sebagai generasi ke-17 dari Empu Supadriyo, perajin keris dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
 
Sungkowo adalah putra dari Empu Djeno Harumbrodjo. Empu Djeno sendiri dikenal sebagai perajin keris ternama di DI Yogyakarta. Salah satu karyanya pun dimiliki Sultan Hamengkubuwono IX.
 
Meski memiliki darah keturunan empu, gelar itu tak serta merta didapatkan Sungkowo begitu saja. Gelar itu didapatkannya setelah menekuni profesi sebagai perajin keris. Ia mulai serius menekuni profesi sebagai empu itu sejak 1995.
 
"Waktu itu saya baru mulai menempa," kata Sungkowo ketika berbincang dengan Kompas.com di besalen atau bengkel pandai besi miliknya di Dusun Gatak, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Rabu (20/9/2017).
 
Sebelum menempa, Sungkowo mengaku bekerja di balai batik. Meski memiliki pekerjaan lain, dia tetap membantu Empu Djeno ketika sedang membuat keris. Kala itu dia hanya bertugas sebagai panjak atau asisten pembantu empu. Tugasnya, yaitu menempa besi panas sesuai perintah empu, mengatur bara api, membantu proses pengikiran keris, dan lainnya.
 
"Selama menjadi panjak, selama itu saya terus diberi bimbingan," kata Sungkowo.

"Sebenarnya saya sudah bantu bapak itu sejak tahun 70-an," tambahnya.

Sungkowo mulai menjadi secara utuh pada 2006 setelah ayahnya mangkat. Ia pun terus berkarya sampai saat ini untuk meneruskan jejak ayahnya. Selama berkarya ia sendiri telah menghasilkan sejumlah keris.
 
“Jumlah pastinya saya lupa, tapi sudah ratusan,” kata Sungkowo.
 
Sebagai perajin keris, Sungkowo membuatnya dengan menggunakan perkakas yang ditinggalkan ayahnya yang tersimpan di besalen. Di besalen sendiri terdapat sejumlah perlatan kerja  seperti kikir, palu berbagai macam ukuran, gergaji besi, pencapit besi, dan peralatan menempa lainnya.
 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com