Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setiap Menebar Jaring, yang Selalu Tersangkut Ikan Sapu-sapu..."

Kompas.com - 17/10/2017, 10:28 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com –  Tidak terkontrolnya jumlah populasi ikan sapu-sapu (Hypostamus plecostomus) di Danau Limboto dikeluhkan nelayan.

Mereka menganggap tokek, sebutan untuk ikan sapu-sapu, telah menjadi hama dan menyusahkan mereka dalam mencari ikan.

“Setiap menebar jaring yang selalu tersangkut ikan sapu-sapu. Sementara ikan mujair atau nila belum tentu didapat,” kata Yamin (49), seorang nelayan di Telaga Jaya, kabupaten Gorontalo, Selasa (17/10/2017).

Ketika tertangkap nelayan, ikan ini langsung dibunuh dengan cara dipukulkan ke batu atau ke perahu lalu bangkainya dilemparkan ke darat. Jika para nelayan mendapatkan di tengah danau, ikan-ikan ini akan dibawa ke darat untuk dibuang.

Baca juga: Ikan Sapu-sapu dari Megawati

Menanggapi banyaknya ikan pendatang di danau Limboto ini, Hasim toha Busro, Pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Negeri Gorontalo mengatakan, ikan sapu-sapu merupakan bioindikator air yang kualitasnya di bawah standar.

“Melimpahnya ikan ini mengkonfirmasi bahwa status eutrofik danau sudah tinggi. Bahan limbah organik dan nonorganik yang melimpah memacu ketersediaan pakan alami,” kata Hasim.

Bahkan menurut Hasim, ikan ini memiliki alat bantu pernafasan selain insang. Hal ini membantunya mampu bertahan hidup dalam kondisi yang terbatas.

Tidak ada upaya dari berbagai pihak yang dilakukan untuk mengurangi ledakan populasi ikan sapu-sapu di Danau Limboto, nelayan berjuang sendiri memusnahkan ikan ini.

Kompas TV Warga Limboto Manfaatkan Limbah Jadi Kerajinan Tangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com