Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Akan Musnahkan Kapal Penangkap Hiu dari Sultra

Kompas.com - 15/10/2017, 20:35 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Otoritas Australia berencana akan memusnahkan Kapal Motor Hidup Bahagia yang ditumpangi lima orang nelayan yang ditangkap karena menangkap puluhan ikan hiu di Perairan Australia.

Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT Muhammad Saleh Goro mengatakan, pemusnahan kapal itu akan dilakukan pekan depan.

"Lima nelayan tersebut baru pertama kali tertangkap dan rencana akan masuk Pengadilan Australia minggu depan. Rencana kapal akan dimusnahkan minggu depan juga," kata Goro kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2017).

Menurut Goro, pihak Konsulat RI di Darwin akan selalu mendampingi selama proses pengadilan dan pemusnahan kapal, hingga proses pemulangan lima nelayan itu.

Goro menjelaskan, Kapal Motor Hidup Bahagia merupakan kapal kayu berukuran 9 meter x 2 meter dengan penggerak tiga mesin tempel, yakni dua berkekuatan 30 PK dan satu berkekuatan 300 PK.

"Kapal dan muatan tersebut, ditaksir bernilai Rp 300 juta yang merupakan milik La Dando warga Sulawesi Tenggara yang sudah lama berdomisili di Kota Kupang," ujarnya.

Goro juga menyebut, lima nelayan tersebut, rencananya akan dipulangkan dengan rute kembali yaitu Darwin - Bali - Makassar - Baubau.

Lima nelayan itu adalah La Karman (30) yang merupakan kapten kapal, La Hendri (23), La Sarwan (23), La Supriadin (23) dan La Ode Tahirman (37), masing-masing adalah anak buah kapal.

"Informasi dari konsulat RI di Darwin bahwa lima orang nelayan Kapal Motor Hidup Bahagia yang ditangkap oleh pihak Australia, karena diduga melakukan illegal fishing tersebut berasal dari Baubau," kata Goro.

Saat ditangkap, ditemukan sebanyak 24 ekor ikan hiu yang sudah mati di dalam kapal.

Menurut Goro, informasi tertangkapnya lima orang nelayan Indonesia itu pertama kali diperoleh dari AFMA Australia.

Para nelayan ditangkap tanggal 8 Oktober 2017 di wilayah perairan Australia, dan selanjutnya dibawa ke Darwin dan tiba tanggal 10 Oktober 2017.

"Kami sudah menghubungi konsul RI di Darwin. Mereka masih menunggu sampai selesai pemeriksaan oleh Pihak Australia baru mereka (Konsulat RI) temui," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com