Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Nelayan yang Ditangkap di Australia Ternyata Warga Sultra

Kompas.com - 15/10/2017, 10:01 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Lima orang nelayan yang ditangkap otoritas Australia karena menangkap ikan hiu di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Australia, ternyata adalah warga Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT, Muhammad Saleh Goro, mengatakan, saat ini lima orang nelayan itu sudah ditahan di Australia.

Lima nelayan itu, menurut Goro, adalah La Karman (30) yang merupakan kapten kapal, La Hendri (23), La Sarwan (23), La Supriadin (23) dan La Ode Tahirman (37), masing-masing adalah anak buah kapal.

Kapal ikan yang tertangkap petugas kemanan laut Australia merupakan kapal ikan milik La Dando E, warga kota Kupang, NTT.

Baca: 22 Nelayan Indonesia Ditangkap di Australia

Sebelumnya ABC News, Australia, menyebutkan bahwa para nelayan tersebut berasal dari Timor, NTT.

Menurut Profesor Emeritus James Fox dari Australian National University (ANU) di Darwin, Australia Utara,  para nelayan Indonesia dipaksa mengambil risiko menangkap ikan di perairan Australia oleh juragan atau pemodal. Nelayan dibiayai denga upah rendah.

"Kebanyakan orang tidak mengetahui kalau para pedagang besar yang membeli produk dari nelayan kecil itu biasanya mengeksploitasi mereka," kata James Fox.

"Informasi dari konsulat RI di Darwin bahwa lima orang nelayan Kapal Motor Hidup Bahagia yang ditangkap oleh pihak Australia, karena diduga melakukan ilegal fishing itu berasal dari Baubau, "kata Goro kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2017).

Menurut Goro, informasi tertangkapnya lima orang nelayan Indonesia itu, pertama kali diperoleh dari AFMA Australia.

Baca: Dituding Mencuri Ikan Hiu, Nelayan NTT Ditangkap Otoritas Australia

Para nelayan ditangkap tanggal 8 Oktober 2017 di wilayah perairan Australia, dan selanjutnya dibawa ke Darwin dan tiba tanggal 10 Oktober 2017.

"Kami sudah menghubungi konsul RI di Darwin. Mereka masih menunggu sampai selesai pemeriksaan oleh pihak Australia baru mereka (Konsulat RI) menemuinya,"ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com