Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun Pakai Dana APBN, Tugu Nama di Gunung Bromo Senilai Rp 60 Juta

Kompas.com - 14/10/2017, 23:54 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) belum mengambil sikap terkait banyaknya protes terhadap dua tugu nama yang baru dibangun di kaldera Gunung Bromo, Jawa Timur.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), John Kennedie mengaku masih akan mempertimbangkan semua protes dan dukungan terhadap pembangunan tugu nama tersebut.

"Kami tampung dulu semua aspirasi. Karena ini banyak juga yang suka. Jadi tidak semua tidak suka," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2017).

Selain itu, pihaknya mengaku akan menemui Dirjen Sumber Daya Alam dan Ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membahas semua sarana dan prasarana yang dibangun di kawasan Gunung Bromo, termasuk pembangunan dua tugu nama yang menuai protes dari sejumlah kalangan pecinta lingkungan dan fotografi.

"Selasa (17/10/2017) nanti, saya sudah dipanggil Pak Dirjen untuk ekspose di hadapan Pak Dirjen," ucapnya.

(Baca juga: Alasan Dibangunnya Dua Tugu Nama di Gunung Bromo)

Pada kesempatan itu pula, John mengaku akan membahas tindak lanjut dari banyaknya protes yang meminta tugu nama itu dibongkar. Sebab, tugu nama itu dibangun dengan memakai dana APBN senilai kurang lebih Rp 60 juta.

Oleh karena itu, tugu nama yang sudah selesai dibangun itu tidak bisa serta merta dibongkar.

"Karena ini kan APBN. Nanti keputusannya gimana. Kalau harus dibongkar acuannya gimana. Kalau saya ikut saja," tuturnya.

John pun menyesali banyaknya protes itu muncul setelah tugu nama itu selesai dibangun. Sebab menurut dia, pembangunan tugu nama itu sudah dibahas bersama-sama sejak masih dalam tahap perencanaan.

"Di acara sambung rasa kan semua kumpul. Suku Tengger, ketua-ketuanya. Sahabat Bromo juga ada. Sudah kami ekspose untuk bangun itu. Mungkin sudut pandangnya berbeda, ada yang suka, ada yang tidak suka," ungkapnya.

Namun demikian, John menyebut bahwa banyaknya protes itu untuk kebaikan kawasan Gunung Bromo sebagai destinasi wisata prioritas dan sebagai kawasan konservasi alam.

"Artinya banyak yang peduli terhadap Bromo," katanya.

Baru-baru ini muncul banyak protes terhadap dua tugu nama di kaldera Gunung Bromo yang baru selesai dibangun. Tugu nama itu dianggap merusak estetika kawasan Bromo sebagai kawasan wisata alam.

Dua tugu nama itu diantaranya ada lautan pasir dekat kawah Bromo. Pada tugu nama itu tertulis "The Sea of Sand Bromo Tengger Semeru".

Selain itu, tugu nama itu juga ada di padang sabana Bukit Teletubbies dengan tulisan "Bukit Teletubbies Bromo Tengger Semeru".

 

Kompas TV Ribuan warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, Jawa Timur, menggelar upacara Yadnya Kasada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com