PEKALONGAN, KOMPAS.com - Meninggalnya Banu Rusman (17), suporter Persita Tangerang setelah pertandingan tim Persita melawan PSMS Medan di Stadion Mini, Bogor, Jawa Barat, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Mat Agus (34), paman korban, menuturkan, Banu dikenal sebagai pribadi yang ceria. Dia tinggal bersama kakaknya sejak kecil di daerah Serpong, Tangerang.
Anak ke-5 dari pasangan Muryati dan Wastam itu, lanjut Agus, memang penggila bola. Dia selalu menonton pertandingan Persita Tangerang.
"Memang Banu suka sepak bola sejak kecil, bahkan saat masih SD sampai SMP pernah ikut sekolah sepak bola," kata Agus saat ditemui di Desa Tengeng Wetan, Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2017).
(Baca juga: Ibu Suporter Persita: Anak Saya Sehat Kok Tiba-tiba Meninggal)
Agus mengaku, keluarga tersentak ketika mengetahui salah seorang anggotanya menjadi korban bentrokan suporter Persita Tangerang dan PSMS Medan. Saat itu, keluarga Banu mendapat kabar dari teman-temannya bahwa korban dibawa ke RSUD Cibinong.
"Banu sempat dirawat terus meninggal pada Kamis (12/10/2017) jam 14.40 WIB," lanjut dia.
Menurut Agus, sampai saat ini, keluarga belum tahu kronologi bentrokan antar-suporter yang sebenarnya hingga menyebabkan Banu meninggal dunia. Keluarga, lanjut dia, hanya bisa pasrah serta menyerahkan penanganan kasus tersebut sepenuhnya kepadapolisi.
"Kami sekeluarga hanya bisa berharap, semoga tidak ada lagi korban, khususnya suporter yang menonton bola di lapangan," ungkap Agus.