Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Jabar Imbau Angkutan Online dan Konvensional Tidak Bentrok 

Kompas.com - 12/10/2017, 10:04 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Polda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengimbau kepada pengemudi angkutan online dan konvensional untuk menjaga kondusivitas keamanan di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung hingga ada solusi dari Kementerian Perhubungan. 

"Paling penting adalah ini kan sama-sama mencari makan di tempat sendiri, janganlah mencari keributan. Sekarang formulasinya sedang dibicarakan. Tentunya kita harus saling menjaga sesama warga Jawa Barat. Kita utamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar," kata Agung saat ditemui di Markas Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (12/10/2017). 

Agung menambahkan, pihaknya bakal rutin menggelar razia bersama Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung sebagai bentuk pengamanan meminimalisir bentrokan antar angkutan online dan konvensional.

"Razia dilakukan untuk mengimbau suatu saat ada cek lokasi tertentu agar tidak terjadi benturan-benturan yang merugikan teman-teman sendiri baik online maupun konvensional. Kalau bentrok akhirnya tidak bekerja, siapa yang mau kasih makan keluarga," tuturnya. 

Saat ini, lanjut Agung, Kementerian Perhubungan dan Direktorat Lalu Lintas bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah mencari solusi terbaik agar kedua belah pihak, baik transportasi online maupun konvensional bisa berjalan beriringan. 

"Sekarang dari Direktorat Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan provinsi sedang melakukan langkah-langkah persuasif semaksimal mungkin. Pak Gubernur juga sudah melayangkan surat kepada Menteri Perhubungan dan kita mendukung apapun hasil rapat tingkat pusat," jelasnya. 

Baca juga: Angkutan "Online" di Bandung Dilarang Beroperasi Sementara

Para pengemudi angkutan online dan angkutan konvensional juga diimbau agar tidak mudah terprovokasi apabila mendapatkan informasi-informasi yang belum diketahui kebenarannya.

Dikhawatirkan beredarnya hoaks yang cepat lewat media sosial malah bisa memancing pertikaian antar-kedua belah pihak.

"Masyarakat kita semakin cerdas apabila menerima (informasi hoaks) di medsos, check and recheck serta kroscek. Kalau benar silakan di-share. Kalau belum tentu benar, jangan di-share. Kalau tidak benar di-share dan menjadi alat bukti, kita bisa kenakaan UU ITE," tandasnya.

Kompas TV Sejumlah warga Kota Bandung yang ditemui hari ini meminta pemerintah daerah mengkaji lagi hal tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com