MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan tidak ingin ada ketakutan membawa uang tunai dalam jumlah besar sebagai akibat dari maraknya operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Pegang uang Rp 20 juta, Rp 10 juta juga terjaring OTT. Jadinya bawa uang sebesar itu tidak berani. Pakai credit card diperiksa, celaka. Ini harus dibicarakan. Tentu kami ingin tidak ada pelanggaran hukum tapi juga tidak membuat semua orang ketakutan," katanya saat memberikan sambutan dalam seminar penyerapan aspirasi penguatan kejaksaan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia di kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa (10/10/2017).
Zulkifli menuturkan, dalam dua minggu, ada 6 orang kepala daerah jadi OTT, lalu juga anggota DPRD dan Ketua PN.
"Tentu mengkhawatirkan kalau begini terus, habis kita. Sistem harus dibenahi. Apakah sistem Pilkada-nya, kemudian juga edukasi terhadap masyarakat. Apa yang salah harus kami perbaiki," tuturnya.
(Baca juga: OTT di Banten, KPK Tangkap Kepala Daerah hingga Pejabat)
Sejumlah kepala daerah tengah menjadi sorotan setelah beberapa waktu belakangan KPK melakukan penangkapan, di antaranya Wali Kota Batu, Jawa Timur, Eddy Rumpoko, bersama empat orang diamankan oleh KPK, Sabtu (16/9/2017). Penyidik juga mengamankan sejumlah uang.
Diduga, uang tersebut terkait dengan fee proyek tertentu dari pihak swasta kepada para kepala daerah dan pejabatnya.
Pada Rabu (13/9/2017), KPK menangkap Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen. Ia ditetapkan tersangka terkait kasus suap pengerjaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Batubara tahun 2017.
Pada Selasa (29/8/2017), KPK menangkap Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Siti Masitha. Penangkapan dirinya terkait dugaan suap pengelolaan dana jasa kesehatan di RSUD Kardinah di Tegal.