Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahir di Mobil, Bayi 1,8 Kg Meninggal Dunia Setelah Dirawat 2 Hari

Kompas.com - 09/10/2017, 22:46 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Lahir di mobil, seorang bayi  akhirnya meninggal dunia Senin (9/10/2017) sekitar pukul 08.30 WIB. Kakak ibu sang bayi, Dwi Frasetio mengatakan, keponakannya bayi laki-laki lahir prematur seberat 1,8 kilogram.

Bayi lahir saat masih berada di dalam mobil di areal parkir Rumah Sakit Bakti Wara,” kata Dwi, Senin (9/10/2017).

Menurut Dwi, kejadian bermula ketika Ibu sang bayi, Rahayu, pada Jumat (6/10/2017) pagi mendatangi Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, untuk proses melahirkan. Namun karena fasilitas yang penuh pasien, Rahayu tidak bisa dilayani.

Pihak RSBT kemudian menyarankan sang ibu untuk dirujuk ke Rumah Sakit Muhayyah yang berjarak lebih kurang 1 kilometer.

Baca juga: Kisah Bayi Debora dan Pentingnya Implementasi Hak atas Kesehatan

Belakangan pihak keluarga tidak membawa sang ibu ke Rumah Sakit Muhayyah, melainkan ke Rumah Sakit Bakti Wara yang berjarak sekitar 4 kilometer.

Meskipun cukup jauh, Rumah Sakit Bakti Wara dipilih, kata Dwi karena merasa masih punya cukup waktu menjelang kelahiran. Nyatanya sang ibu bayi terlanjur pecah ketuban dan anaknya lahir.

Setelah melahirkan dari dalam mobil sang ibu dan bayinya langsung dibawa ke dalam rumah sakit. Ketika itu sejumlah perawat ikut membantu. Bayi yang dalam kondisi lemah diberikan penangan medis khusus dan ditempatkan di inkubator.

Sayangnya, setelah menjalani penanganan medis selama dua hari, nyawa sang bayi tidak tertolong. Korban merupakan anak pertama dari pasangan Rahayu dan Erwan.

“Kami berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini. Seharusnya pihak RS memprioritaskan mana yang kondisinya gawat darurat,” ujar Dwi.

Pada Senin (9/10/2017) dalam kondisi hujan, jenazah sang bayi dibawa pihak keluarga menggunakan mobil ke rumah duka di Kelurahan Aik Kepala Tujuh Pangkal Pinang.

Pihak Rumah Sakit Bakti Wara sendiri hingga kita belum memberikan keterangan terkait kondisi sang bayi hingga dinyatakan meninggal. Sementara proses evakuasi yang seharusnya lewat pintu depan dipindahkan ke pintu belakang begitu mengetahui sudah ditunggu wartawan. 

Adapun pihak RSBT mengaku pihaknya menanggung seluruh biaya dari proses persalinan hingga perawatan medis ditanggung RSBT.  Mereka juga menegaskan bahwa fasilitas di tempatnya sudah penuh sehingga tidak bisa menerima pasien lagi.

“Kondisinya ketika itu memang penuh pasien. Dari 15 tempat, ada 16 pasien yang harus dilayani. Bahkan 5 di antaranya dalam kondisi darurat,” kata Ketua Serikat Pekerja RSBT Pangkal Pinang, Abdul Hakim.

Kompas TV Sang ibu tak punya uang Rp 2 Juta yang diminta sopir ambulans.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com