Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekannya Ditembak Polisi, Ratusan Mahasiswa Datangi Polda Sulsel

Kompas.com - 09/10/2017, 16:53 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa asal Kabupaten Maros mendatangi Parkas Polda Sulsel di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (9/10/2017).

Mereka mendesak penuntasan kasus penembakan rekannya mahasiswa Universitas Bosowa, Arialdy (25) oleh anggota polisi. Selain itu, mereka meminta klarifikasi dari  Kabid Humas, Kombes Polisi Dicky Sondani yang mengatakan Arialdy adalah kelompok geng motor.

Ratusan mahasiswa asal Kabupaten Maros yang berdemonstrasi ditemui Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Polisi Triatmojo.

Saat menemui pendemo, Triatmojo mengatakan, pernyataan yang menyebutkan korban penembakan adalah anggota geng motor adalah kesalahan salah satu pejabat Polda Sulsel.

"Pernyataan yang menyatakan dia (korban) merupakan begal adalah salah. Yang benar adalah saat itu anggota di sana sedang mengamankan balapan liar geng motor dan korban terkena tembakan peluru karet," ujar Triatmojo.

(Baca juga: Seorang Mahasiswa di Makassar Mengaku Ditembak Polisi)

Dia mengungkapkan, saat kejadian penembakan, ada tiga lokasi balap liar geng motor di Kota Makassar. Personel kepolisian diturunkan di beberapa tempat untuk membubarkan balapan liar.

"Saat dibubarkan di depan UMI, para anggota geng motor melawan dan menyerang polisi menggunakan batu dan panah. Sehingga polisi memberikan tembakan peringatan. Di situlah korban terkena tembakan peluru karet. Bahkan ada busur diarahkan ke polisi yang untungnya hanya mengenai motor," jelasnya.

Meski telah ditemui Kabid Propam, pendemo enggan membubarkan diri. Pendemo menuntut Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondany untuk mengklarifikasi pernyataannya yang menyebut korban penembakan sebagai anggota begal.

"Pernyataan Kabid Humas merupakan pencemaran nama baik. Kami datang ke sini dan mengklarifikasi pernyataannya yang mengatakan teman kami anggota geng motor," ungkap salah satu pendemo.

Sebelumnya, Dicky menyebut, laporan yang dimasukkan di Polda seusai ditembak merupakan laporan bohong. 

"Apa yang dilaporkan mahasiswa tadi pagi ke Polda adalah bohong, alias tidak sesuai fakta di lapangan. Mereka bentuk opini seolah-olah mereka adalah korban. Polisi sudah bertindak dengan benar dalam menjaga situasi yang aman di Kota Makassar dari gangguan geng motor yang meresahkan masyarakat," tuturnya.

(Baca juga: Dua Residivis Kasus Narkoba Kelas Kakap Tewas Ditembak Polisi)

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa Universitas Bosowa, Arialdy (25) terluka di punggung sebelah kiri terkena tembakan peluru karet. Korban mengaku, dirinya ditembak oleh anggota polisi.

Beruntung, peluru karet yang mengenai korban tidak tembus terlalu dalam. Korban pun telah melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Sulsel dengan membawa bukti peluru karet yang sempat bersarang di punggung sebelah kirinya.

Korban yang terbaring tengkurap di Asrama Himpunan Pemuda, Pelajar Mahasiswa Maros mengaku ditembak saat anggota Polisi berseragam mengendarai motor bersama seorang rekannya.

Saat itu, ia hendak pulang ke asrama tempat tinggalnya yang tak jauh dari lokasi penembakan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com