Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Benda Bersejarah Gorontalo Berada di Museum Manado

Kompas.com - 09/10/2017, 14:49 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Ribuan benda bersejarah Gorontalo menjadi koleksi Museum Negeri Manado, Sulawesi Utara. Ironinya, Museum Popa-Eyato Gorontalo sendiri justru minim koleksi benda bersejarah Gotontalo.

Hal ini terungkap dalam dialog meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya benda koleksi museum yang digelar di halaman Museum Popa-Eyato, Senin (9/10/2017).

“Ribuan jenis benda bersejarah Gorontalo dikirim ke Manado sebagai koleksi museum. Termasuk saat saya masih bertugas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo,” kata Weni Liputo, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo.

Pengiriman benda-benda ini ke Manado terjadi saat Gorontalo masih menjadi bagian Provinsi Sulawesi Utara. Benda bersejarah tersebut sudah masuk dalam register koleksi museum, sehingga sulit dipulangkan ke daerah asalnya.

(Baca juga: Pengunjung Membeludak di Museum AH Nasution)

Barang tersebut antara lain benda koleksi pribadi Pahlawan Nasional Nani Wartabone, terutama saat masa pergolakan menjelang kemerdekaan.

Seperti diketahui, pada 23 Januari 1942, masyarakat Gorontalo yang menjadi bagian dari Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan. Dalam peristiwa heroik ini, banyak benda yang dikenakan sejumlah pemimpin yang hadir.

Weni mengatakan, upaya untuk menarik koleksi museum ke rumahnya di Gorontalo sudah beberapa kali diupayakan, namun belum berhasil. Ia memperkirakan, lebih dari 4.000 benda bersejarah Gorontalo berada di Museum Manado.

“Masih banyak benda bersejarah yang disimpan warga sebagai warisan leluhur mereka. Untuk itu kami mengimbau agar diserahkan kepada museum untuk dipelihara dan menjadi pembelajaran bagi generasi muda,” ujar Weni.

Dalam dialog ini, sejumlah tokoh adat, guru sejarah, pelaku pariwisata hingga kolektor hadir. 

Kompas TV Jokowi menilai persoalan impor senjata api polri adalah masalah teknis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com