AMBARAWA, KOMPAS.com - Ginah (73) warga Wedarijaksa, Kabupaten Pati adalah salah satu warga yang paling berbahagia di saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 TNI. Pasalnya, nenek tiga cucu ini baru saja menjalani operasi katarak gratis di RSUD Ambarawa, Kamis (5/10/2017).
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa melihat lagi dengan jelas. Kalau sudah pulang, saya mau lihat cucu saya satu-satu, mau tak matke (pandangi) wajah-wajahnya," kata Ginah dengan mimik sumringah.
Ia mengungkapkan, sepekan yang lalu ia didatangi anggota Koramil Widarijaksa yang menanyakan kondisi penglihatannya. Kepada anggota TNI tersebut ia menceritakan bahwa sejak tiga tahun lalu penglihatannya semakin tidak jelas.
(Baca juga: HUT TNI, Drama Kolosal Perjuangan Jenderal Sudirman Ditampilkan)
Ia hanya menduga kondisi matanya yang menjadi kabur karena faktor usia, bukan penyakit. Ia juga tidak memeriksakannya ke dokter lantaran tidak punya biaya.
Karenanya, saat dijelaskan matanya katarak dan dapat disembuhkan, ia sangat antusias menerima tawaran untuk diobati secara gratis meskipun tempatnya sangat jauh, yakni di RSUD Ambarawa, Kabupaten Semarang.
"Dulu sering salah kalau memanggil cucu, soalnya nggak lihat," imbuhnya.
Kepala Kesehatan Kodam (Kasdam) IV Diponegoro Brigjen TNI Sabrar Fadilah mengatakan, kegiatan operasi katarak gratis ini dalam rangka HUT ke 72 TNI sekaligus HUT ke 67 Kodam IV Diponegoro. Kegiatan ini wujud nyata bahwa TNI dekat dengan rakyat.
"Sebanyak 100 pasien operasi katarak ini berasal dari seluruh Jawa Tengah. Panglima menginstruksikan aparat Koramil dan Babinsa untuk mendata penderita katarak dari keluarga tidak mampu hingga ke desa-desa," kata Sabrar.
Selain operasi katarak gratis di RSUD Ambarawa, dalam rangka HUT TNI dan HUT Kodam IV Diponegoro ini juga dilaksanakan kegiatan sosial lainnya yang dipusatkan di Lapangan Pangsar Jenderal Sudirman.
Kegiatan tersebut antara lain sunatan massal, donor darah, pemasangan alat kontrasepsi KB gratis, dan pengobatan gratis untuk umum.
(Baca juga: HUT ke-72 TNI, LBH Medan Berharap Pelanggaran HAM Jangan Terulang)
Sementara itu, Senior Manager Public Relations Sido Muncul Nanik R Sunarso mengatakan, sari 2011 hingga 2017, sebanyak 50.660 mata yang diobati.
"Tahun 2012 kami mulai kerja sama dengan TNI karena jaringan TNI hingga ke desa-desa, target operasi katarak untuk 12.000 mata dapat tercapai bahkan melampaui," kata Nanik.
Penyakit katarak di Indonesia seperti fenomena gunung es. Masyarakat menganggap katarak adalah penyakit generatif karena faktor usia.
Indonesia bahkan sampai saat ini masih menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara, yakni 1,5 persen per dua juta penduduk. Setiap tahun, 240.000 orang terancam mengalami kebutaan karena katarak ini.
"Penyakit ini sangat mengganggu produktivitas, karena penderita akan tergantung bantuan orang lain," tutupnya.
Kegiatan cuma-cuma untuk masyarakat tidak mampu ini diselenggarakan oleh Kodam IV Diponegoro, Tolak Angin Sido Muncul, dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jawa Tengah.