Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Batik Khas Keraton Yogyakarta

Kompas.com - 05/10/2017, 07:00 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seni batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menilik sejarahnya, seni batik di Yogyakarta tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sekretaris Umum Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad, Murdijati Gardjito, mengatakan, keberadaan batik khas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dimulai sejak Perjanjian Giyanti 1755 yang menetapkan bahwa wilayah Keraton Mataram dibagi menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

"Karena daerah Mataram dibagi dua, lalu ada kesepakatan antara Pakubuwana III dengan Pangeran Mangkubumi," ujarnya saat ditemui, Selasa (3/10/2017).

(Baca juga: Warga Biasa Dilarang Kenakan Motif Batik Ini di Lingkungan Keraton)

Murdijati mengungkapkan, ada beberapa kesepakatan antara Pakubuwana III dengan Pangeran Mangkubumi, salah satunya adalah seluruh kelengkapan busana Keraton Mataram dibawa ke Kasultanan Yogyakarta.

"Satu dari kesepakatan itu, semua busana Mataram disuruh bawa ke Yogyakarta," tuturnya.

Selain busana, yang saat itu turut dibawa ke Kasultanan Yogyakarta adalah seluruh pola batik Keraton Mataram. Sementara itu, Kasunanan Surakarta akan membuat pola batik baru yang berbeda dengan Kasultanan Yogyakarta.

"Seluruh pola batik Mataram itu diserahkan ke Pangeran Mangkubumi yang menjadi Hamengkubuwana I. Beliau (Pakubuwana III) lalu mengatakan untuk yang Kasunanan Surakarta akan membuat baru," tuturnya.

(Baca juga: Bagaimana Membedakan Batik Jogja dan Solo?)

Namun sayangnya, lanjut Murdijati, keberadaan "babon" atau pola batik pertama yang dibawa ke Kasultanan Yogyakarta sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Tak hanya itu, dokumen yang mencatat mengenai jenis-jenis pola batik Keraton Mataram tersebut juga tidak ada.

"Sayangnya babon-nya itu ada di mana tidak ada yang tahu dan dokumen batiknya itu apa saja itu juga tidak ada yang tahu. Yang bisa dilacak itu hanya motif yang memang menjadi perhatiannya Keraton, seperti Batik Kawung, Parang Rusak dan Semen," ungkapnya.

 

 

Kompas TV Pesona Batik Nambo di New York Fashion Week 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com