Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "Datu Ase", Ratu Padi Setinggi 2 Meter yang Dipercaya Bawa Berkah dan Keselamatan

Kompas.com - 04/10/2017, 13:21 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Sembilan rumpun padi raksasa setinggi lebih dari dua meter yang yang ditemukan warga di tengah lahan milik Maradia atau Raja Tumpiling puluhan tahun lalu masih dirawat dan dipelihara warga Suku Bugis hingga saat ini. Mereka menyebutnya Datu Ase.

Batang padi yang memiliki tujuh depa atau ruas itu disimpan di salah satu kamar rumah milik Muhammad Saleh, dukun padi atau Sandro Ase di Desa Tumpiling, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Warga percaya dengan merawat dan memelihara Datu Ase, bisa mendatangkan berkah keselamatan kampung dan hasil panen padi yang melimpah.

Muh Saleh, sang dukun padi yang merupakan turunan ketiga dari nenek moyang yang mewariskan tradisi memelihara Datu Ase ini mengatakan, mengabaikan perawatan Datu dan Indo (induk) Ase bisa berdampak buruk bagi warga kampung dan hasil panen yang terserang penyakit.

“Makanya kami rawat sepenuh hati, seperti merawat anak sendiri," ungkap Saleh saat ditemui di rumahnya, Senin (1/10/2017).

Saat dipanen di salah satu lahan milik Raja Tumpiling sekitar tahun 195, konon tingginya bahkan mencapai atap rumah sang dukun. Namun seiring usia padi yang makin tua, batang dan bulir padi makin kering dan dan rebah. Untuk memperpanjang usianya, Sandro Ase membalut batangnya dengan kain merah.

Batang padi yang tampak lebih tinggi inilah disebut warga sebagai Datu Ase atau Ratu Padi, sedang yang padi yang lainya adalah Indo Ase atau induk padi. Dalam mitologi Jawa, Indo Ase sama dengan Dewi Sri.

Sedang yang menghuni ranjang kecil yang dibalut kain batik di pusar rumah sang dukun ase ini dipercaya warga sebagai tempat hunian to manurung, dewa yang memberi keselamatan kepada warga kampung.


Setiap menjelang pesta panen raya, warga Desa Tumpiling biasanya menggelar ritual ‘Mappangolo Datu Ase’ atau sesembahan kepada dewa padi sebagai pembawa kemakmuran.

"Setiap menjelang panen raya bisanya diadakan sesembahan kepada Datu Ase dan Indo ase agar bisa membawa keberkahan dan hasil panen petani melimpah,” tambah Saleh.

Selain itu, Datu Ase, Indo Ase dan To Manurung dipercaya warga memiliki mukjizat tersendiri. Menurut saleh, rumahnya beberapa tahun lalu pernah dilalap api, namun warga heran ketika kamar di sekeliling rumah itu dilalap api, kamar tempat Datu ase, Indo Ase dan To Manurung dirawat dan dipelihara tidak tersentuh api sedikit pun.

“Dulu rumah ini pernah kebakaran, herannya api mebakar di sekitarnya namun datu ase, Indo ase dan to manurung tidak terbakar. Padahal sumber api diketahui bermula dari kamar ini,” tutur Saleh. 

Saleh menyebutkan, warga Suku Bugis percaya, rumpun padi raksasa yang muncul dan menjulang tinggi di tengah lahan persawahan milik Maradia atau raja tumpiling sebagai pertanda berkah dan keselamatan bagi warga kampung halaman mereka.

Alasannya Indo Ase (ibu padi), Datu Ase (Ratu Padi) dan To Manurung (Dewa Padi) hanya muncul di tempat tertentu. Ketiganya biasanya muncul hanya di sebuah kampung yang warganya diberkahi dan hasil panennya melimpah.

Ketiganya ditandai dengan beberapa ciri antara lain dalam satu rumpun padi tempat ditemukannya raksasa tersebut ada beberapa jenis padi, termasuk beras ketan dan aneka warna beras, seperti merah, putih dan hitam.

Selain itu, jika biasanya ditemukan paling banyak dua depa atau ruas pada batang padi, Datu Ase memiliki tujuh depa atau ruas batang. Itu artinya tinggi Datu Ase bisa melebihi ketinggian manusia rata-rata.

Menurut Saleh, Datu Ase dan To Manurung dipercaya bisa pergi kapan saja dari sebuah kampung jika tidak merasa nyaman atau merasa tidak mendapat perawatan yang baik dari warga atau Sandro Ase yang bertanggung jawab mengurus dan merawatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com