Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Solfatara Mengepul di Gunung Agung

Kompas.com - 29/09/2017, 09:51 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Kabid mitigasi gunung api PVMBG, I Gede Suantika mengatakan, adanya rekahan yang terlihat di kawah Gunung Agung menunjukkan kondisi gunung makin kritis. Adanya rekahan itu menurut dia, menunjukkan sumber energi letusan semakin dekat ke permukaan.

"Menunjukkan sudah kritis, Gunung Agung siap meletus, pusat letusan mendekat," kata Suantika, Jumat (29/9/2017).

Rekahan juga mengindikasikan perubahan di dasar kawah akibat aktivitas vulkanik.

Pantauan dari pos pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangangasem pada Jumat pagi pagi, asap solfatara terlihat mengepul dari puncak gunung. Asap ini menurut Suantika, keluar melalui rekahan di kawah Gunung Agung.

Baca juga: Gubernur Bali Nilai Kondisi Gunung Agung Tak Seseram yang Diberitakan

Sebelumnya asap solfatara hanya terlihat di kawah. Tetapi, semakin hari terus meningkat sampai terlihat di puncak gunung. "Warna putih kami lihat dulu kan uap. itu jarang terlihat hanya lihat di kawah saja," sebutnya.

Asap solfatara yang keluar dari rekahan terlihat lebih kontinyu dalam dua hari terakhir. Berbeda dari pengamatan sebelumnya yang cenderung putus-putus. "Asap dilihat dari jauh artinya konsentrasi tekanan fluktuasi makin besar, artinya juga juga ada perluasan rekahan," kata Suantika.

Jika sampai terjadi letusan maka aliran lava akan keluar melalui rekahan tersebut. Namun kapan akan terjadi tidak dapat dipastikan. Mengingat sampai jumat pagi petugas belum mendeteksi terjadinya gempa tremor.

Berdasarkan pantauan selama 6 jam mulai pukul 00.00 - 06.00 Wita terjadi 170 kali gempa, dengan rincian 125 kali vulkanik dalam, 40 kali vulkanik dangkal dan 5 kali tektonik lokal. Gempa tektonik juga sempat terasa sampai ke pos pantau yang berjarak 12 km dari puncak gunung. 

Kompas TV Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di istana kepresidenan.Rapat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com