Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Kalau Semua Jenderal Berpolitik, Siapa yang Akan Memikirkan Petani

Kompas.com - 28/09/2017, 19:07 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkapkan alasannya memilih bertani daripada terjun ke dunia politik setelah pensiun dari jabatannya sebagai panglima.

Menurut Moeldoko, jika semua jenderal berpolitik, tidak akan ada jenderal yang fokus pada sektor pertanian.

"Kalau semuanya, para jenderal berpikir tentang politik, siapa yang akan berpikir tentang kesejahteraan petani," katanya saat menghadiri Dies Natalis ke-9 Politeknik Kota Malang, Kamis (28/9/2017).

Dikatakan Moeldoko, sistem pertanian di Indonesia masih tertinggal. Penggunaan teknologi pertanian masih minim sehingga hasil pertanian belum optimal.

"Kita masih cara-cara tradisional. Buktinya adalah harga padi kita itu masih terlalu mahal. Kenapa begitu, berarti proses produksinya tinggi. Berarti ada yang salah. Di mana salahnya, di teknologi," tegasnya.

Dijelaskannya, cara-cara tradisional yang digunakan para petani membuatnya harus kehilangan hasil pertaniannya sebesar 10 persen. Terutama pada pertanian padi. Karenanya, ia menganggap harus ada sentuhan teknologi. Mulai dari pengolahan lahan, tanam, sampai pada pasca-panen.

"Pasca-panen yang dijalankan secara trandisional, petani akan kehilangan padinya 10 persen. Kelihatannya kecil 10 persen, tapi kalau kita nanamnya 10 hektar, 10 persen itu berapa," jelasnya.

Baca juga: Moeldoko: Prajurit TNI Wajib Berpedoman pada Sapta Marga

Moeldoko mengatakan, para petani di Indonesia masih banyak mengalami persoalan. Mulai dari pengolahan lahan hingga proses pasca-panen. Untuk pengolahan lahan, Moeldoko penyebutkan bahwa lahan pertanian sudah rusak akibat pestisida yang berlebih. Hal itu salah satunya ditunjukkan oleh hilangnya ekosistem di lahan tersebut.

"Ekosistem sekarang tidak berjalan dengan baik. Ular sudah tidak ada di sawah. Kenapa, karena tidak ada kodok. Kenapa tidak ada kodok karena pestisida. Yang datang hanya tikus," katanya.

Karenanya, Moeldoko menyebut harus ada upaya untuk mengembalikan kondisi lahan pertanian. Salah satunya adalah dengan mengelola lahan menggunakan bahan-bahan organik.

"Semuanya kita kelola dengan bahan-bahan yang organik. Harapan kita, kita menghasilkan makanan yang sehat. Sehingga Indonesia memiliki manusia yang unggul karena memakan makanan-makanan yang sehat," katanya.

Baca juga: Moeldoko Sebut Lima Persoalan Besar yang Dihadapi Petani Indonesia

Produktivitas hasil pertanian juga harus ditingkatkan untuk menyejahterakan masyarakat petani.

Kompas TV Sejumlah nama yang mencuat adalah nama Najwa Shihab, Moeldoko, hingga Agus Harimurti Yudhoyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com