Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Pujian, Ini Kata Fredy Candra yang Berangkatkan 65 Gurunya Jalan-jalan ke Luar Negeri

Kompas.com - 28/09/2017, 07:10 WIB
Ari Himawan Sarono

Penulis

KOMPAS.com - Aksi Fredy Candra memberangkatkan 65 gurunya selama SD, SMP hingga SMA untuk jalan-jalan ke luar negeri menuai pujian.

Gila, luar biasa, istimewa, salut, hanyalah sebagian kata pujian yang terlontar sebagai reaksi atas kemurahan hati Fredy.

Fredy sendiri enggan diwawancara setelah ceritanya ramai diperbincangkan. Ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (27/9/2017), Fredy hanya menjawab singkat.

"Kalau bisa, bapak dan ibu gurunya saja yang diwawancara, saya jangan ya," tuturnya dalam pesan WhatsApp.

Namun kemudian, Fredy kemudian menuliskan status di akun media sosialnya. Dia mengaku tak menyangka hal ini bakal ramai diperbincangkan.

Fredy menolak menerima pujian yang diberikan kepadanya. Bagi dia, pujian tersebut seharusnya ditujukan kepada Tuhan dan para gurunya. Dia enggan menjadi subyek yang dibicarakan.

(Baca selengkapnya: Kisah Fredy Candra, Murid "Gila" yang Terbangkan 65 Gurunya Jalan-jalan ke Luar Negeri)

Dalam tulisan ini pula, Fredy mengungkapkan alasannya melakukan hal yang membuat banyak orang terkagum. Apa saja?

Berikut ini pernyataan Fredy di akun media sosialnya:

"Melihat seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah dijanjikan untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah hancur? Jepang saat itu lumpuh total, Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jenderal masih hidup dan menanyakan kepada mereka, 'berapa jumlah guru yang tersisa?'.

Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru.

Bapak guru Sulikin M.pd mungkin 'khilaf' dan 'kurang bercermin' ketika menulis bahwa saya 'murid gila'. Jelas-jelas yang gila itu adalah Bapak, Bapak Ibu guru SD Sampangan, SMPN1 dan SMAN1 saya yang secara 'sembrono' mengabdikan diri lebih dari separuh usianya dari muda sampai beberapa sudah pensiun, berusaha membuat saya sebagai salah satu muridnya dan banyak murid yang lain menjadi orang sukses dan berhasil.

Yang 'gila' itu adalah Bapak Ibu guru yang mengabdi di sekolah-sekolah, madrasah, PAUD, baik di kota, di daerah dan daerah terpencil dengan gaji pas-pasan dan herannya masih mau ngajar, itu baru gila!!!

'Kegilaan' para guru itulah yang membuat saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada guru saya dengan mengajak berwisata bersama, melalui tulisan Bapak Sulikin bertajuk "Muridku Gila" yang saya pikir “ah palingan bocor halus” eh malah “mbledos” jadi viral dan ….. malah saya yang dipuji (kalau guru yang memuji saya terima deh), dikasih sanjungan teman-teman dan berbagai pihak '…hebat kamu Fred..', '….salut sama kamu…', '…kamu luar biasa…'.

(Baca juga: Terharunya Para Guru, Dibayari ke Luar Negeri, Diberi Uang Saku Pula untuk Beli Oleh-oleh)

Beberapa hari ini, saya mencoba dengan sekuat tenaga berusaha menerima pujian-pujian itu, ngga tau bagaimana tapi mulai dari rasa segan sampai perasaan malu selalu muncul tiap kali ada pujian disampaikan, tetapi pada akhirnya hati nurani saya tidak bisa menerima sanjungan tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com