Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Suro, Keris Berusia 400 Tahun Milik Bupati Pertama Madiun Dimandikan

Kompas.com - 27/09/2017, 20:52 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Memasuki bulan suro, dua keris berusia 400 tahun peninggalan bupati pertama Madiun, Raden Ronggo Jumeno, dimandikan. Pemandian dua pusaka bersejarah itu dilakukan pada saat bulan suro karena kesakaralan bulan tersebut.

"Ada sekitar 60 pusaka yang kami mandikan. Dua dari enam puluh pusaka itu berbentuk keris berumur 400-an tahun peninggalan Raden Ronggo Jumeno, bupati pertama Madiun selaku pendiri Kabupaten Madiun," kata Raden Tumenggung Siswojo Dipuro (85), juru kunci yang memandikan pusaka-pusaka milik Pemkab Madiun, Rabu ( 27/9/2017) siang.

Raden Tumenggung Santo Siswojo Dipuro bersama rekannya, Mas Ngabei Sunarko Diprojo mencuci seluruh pusaka milik Pemkab Madiun setahun sekali pada saat bulan suro atau muharam. Dua penjamas mengeluarkan sejumlah keris dari ruang pusaka Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun. 

Siswojo mengatakan, pemandian 60 pusaka itu agar barang bersejarah itu tidak berkarat. Namun untuk membersihkan pusaka, sang penjamas harus memiliki hati dan perilaku yang bersih, serta karakter yang baik dalam mengabdi kepada negara.

Ia menyebutkan, dua keris peninggalan bupati pertama Madiun masing-masing bernama Kiai Kala Gumarang dan Kiai Baledono. Selain itu, terdapat pula tiga pusaka lainnya, yakni tombak Kiai Balabar dan Kiai Singkir, dan Wesi Towo.

Baca juga: Ratusan Keris Berusia Ratusan Tahun Dipamerkan

Ia mengatakan, sesaji harus disiapkan sebelum mencuci keris dan tombak itu. Dia ntaranya dua sisir pisang, kembang, dan nasi tumpeng lengkap dengan lauknya.

Sebelum mulai memandikan, dua penjamas terlebih dahulu membaca doa. Selanjutnya, keris, tombak, pedang, dan pusaka lainnya dikeluarkan dari tempat penyimpanan untuk dicuci.

Untuk mencuci pusaka, keris dimasukkan ke wadah berisi air kelapa dan air mengkudu. Kemudian keris digosok dengan irisan jeruk pecel untuk menghilangkan karat pada lapisan keris. 

"Setelah itu pusaka dicuci dengan sabun lalu dijemur namun tidak dikenakan langsung sinar matahari. Selanjutnya, pusaka dimasukan ke dalam cairan werangan dan dikeringkan," ujar Siswojo.

Baca juga: Tak Sanggup Merawat, Jokowi Hibahkan Keris Koleksinya Ke Museum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com