MEMASUKI delapan bulan jelang pelaksanaan pilkada serentak tahun 2018, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat belum ada yang memastikan diri untuk maju dalam kontestasi tersebut.
Meskipun survei yang dirilis Indonesia Strategic Institute (Instrat) pada 16 Januari 2017 telah menempatkan Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi sebagai kandidat kuat Gubernur, namun sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan ketiga kandidat tersebut dapat berlaga di Pilkada Jawa Barat 2018.
(Baca juga Ini Tiga Bakal Calon Kuat Gubernur Jabar Versi Instrat)
Kompleksitas Pilkada Jawa Barat sebenarnya terjadi karena daerah tersebut dianggap sebagai daerah strategis bagi partai politik menuju Pemilu 2019. Ditambah lagi dengan adanya pilkada serentak di 17 kota/kabupaten di Jawa Barat. Berikut ini beberapa analisis mengenai mengapa partai tak kunjung memberi dukungannya di Pilkada Jabar 2018 kelak.
Ridwan Kamil dan jebakan Nasdem
Ridwan Kamil merupakan favorit dalam Pilkada Jawa Barat 2018 karena selalu mengantongi angka elektabilitas tertinggi di antara kandidat lain dalam beberapa survei. Namun, Emil juga memiliki kelemahan sebab bukan kader partai mana pun.
Melihat situasi tersebut, Nasdem menawarkan diri menjadi partai pertama yang mendukung Kang Emil tanpa mengharuskannya masuk sebagai kader partai. Akan tetapi, Nasdem juga mengunci Emil dengan syarat keharusan mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden di Pemilu 2019.
Hal inilah yang kemudian membuat beberapa partai mundur dari kemungkinan mendukung RK di 2018. Gerindra masih memiliki Prabowo sebagai capres, sedangkan PKS dan Demokrat nampak enggan terikat lebih awal dalam dukungan terhadap Jokowi sebab saat ini masih berstatus partai non-pemerintah.
Ridwan Kamil memiliki tugas berat meyakinkan partai lain sebab kursi Nasdem hanya lima. Artinya, Kang Emil masih harus mendapatkan 15 kursi parlemen dari partai lain agar dapat melenggang maju. Rumitnya lagi, partai tersebut pasti akan memperebutkan posisi calon wakil gubernur bagi Ridwan Kamil.
Pertaruhan Golongan Karya
Golongan Karya merupakan partai yang cukup dominan di kota/kabupaten di Jawa Barat. Namun, dominasi Golkar ternyata tidak bisa berlanjut pada level provinsi. Sejak tahun 2008, posisi Gubernur Jawa Barat selalu luput dari tangan Partai Golkar.