KARANGASEM, KOMPAS.com - Pengungsi Gunung Agung sangat membutuhkan bantuan gas elpiji untuk memasak bahan makanan di dapur umum posko pengungsian. Setiap harinya, dibutuhkan rata-rata 1,5 ton gas elpiji.
"Alat masak ada. Apa yang dimasak ada. Tapi gas yang masih dibutuhkan," ujar Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat koordinasi dengan Komisi III DPRD Bali di Posko Komando Pengendalian Gunung Agung di Tanah Ampo, Karangasem, Senin (25/9/2017).
Pastika berharap, ada bantuan gas untuk para pengungsi tersebut. Pasalnya Pemerintah Provinsi Bali belum bisa mencairkan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar untuk membantu pengungsi.
Dana tersebut, sambung Pastika, belum bisa digunakan untuk membeli gas karena terkendala aturan. Gelombang pengungsi saat ini belum masuk kategori status bencana. Status bencana akan diberikan jika Gunung Agung meletus.
(Baca juga: Penduduk Diimbau Mengungsi, Ini Bahaya Awan Panas Gunung Agung)
Pastika tak ingin pencairan dana bencana alam berdampak hukum di kemudian hari. Karenanya ia berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali terkait pencairan dana tersebut.
"Ini kita koordinasi sama Kejati dulu biar bisa cair uangnya itu, bagaimana caranya. Jangan sampai ada yang mati dulu baru bisa cair," kata Pastika.