Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Sekitar Gunung Agung Mulai Terserang Penyakit

Kompas.com - 23/09/2017, 10:13 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Warga di sekitar Gunung Agung yang mengungsi ke Pos Pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali mulai terserang penyakit.

Sampai Sabtu (23/9/3027), ada 3.398 pengungsi yang mendatangi tempat ini.

Kordinator pos pengendalian kesehatan pos pengungsi GOR Swecapura I Kadek Budi Kotama mengatakan, sekitar 300 pengungsi datang ke pos kesehatan mengeluhkan kondisi kesehatan.

Bahkan, beberapa di antaranya telah dirujuk ke rumah sakit.

"Kurang lebih sampai sekrang 300 pengungsi alami gangguan psikis dan jasmani, enam orang sudah dirujuk ke rumah sakit," kata Kotama.

(baca: Status Gunung Agung Awas, BNPB Minta Warga Tetap Tenang)

Menurut dia, pasien umumnya adalah lansia, anak-anak dan balita. Penyakit yang paling banyak dialami pengungsi adalah stres, tekanan darah tinggi, mag dan gangguan saluran pernafasan atas.

Dia menambahkan, tekanan darah tinggi atau gangguan psikis bisa karena stres akibat mengungsi.

Sedangkan gangguan saluran pernafasan atas disebabkan saat meninggalkan desa pengungsi menggunakan kendaraan terbuka. Kemungkinan mereka menghirup debu atau udara kotor.

(baca: BNPB Sisir Warga Sekitar Gunung Agung pada Radius 12 Km dari Puncak)

"Rata-rata di atas 50 tahun, tapi sejauh ini masih bisa diantisipasi," kata Kotama. 

Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana Geologis (PVMBG) sebelumnya menaikan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Naiknya status ditetapkan pada Jumat (22/9/2017) malam pukul 20.30 Wita.

Warga, wisatawan serta pendaki diimbau tidak beraktifitas pada radius 9 km. Imbauan juga diperluas untuk wilayah dengan radius 12 km ke arah utara, tenggara dan selatan-barat daya.

Seluruh warga pada radius itu harus mengungsi atau diungsikan ke radius yang lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com