Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Pabrik Obat yang Digerebek Polisi Klaim Produknya Laris di Indonesia

Kompas.com - 20/09/2017, 07:01 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Pemilik pabrik obat tradisional yang digrebek Satresnarkoba Polres Madiun dan BPOM Surabaya mengklaim obat herbal produksinya laris di pasaran di seluruh Indonesia.

"Tiga produk kami yang sudah beredar di seluruh Indonesia yakni Spirunat, Gamafit dan Asyifa laris di pasaran. Ketiganya sudah mendapatkan izin edar dari BPOM," ujar Suparno, pemilik pabrik obat tradisional Nurusy Syifa Center Kabupaten Madiun di sela-sela istirahat pemeriksaan di Mapolres Madiun, Selasa ( 19/9/2017) siang.

Pabrik milik Suparno digerebek Satresnarkoba Polres Madiun dan BPOM Surabaya lantaran memiliki beberapa obat tradisional yang tak berizin edar, Selasa (19/9/2017).

Dari hasil penggerebekan itu, ribuan butir obat tradisional tak miliki izin edar disita tim Satresnarkoba Polres Madiun.

Berdasarkan pantuan Kompas.com di Satresnarkoba Polres Madiun, Suparno diperiksa intensif penyidik. Polisi juga memeriksa petugas BPOM Surabaya yang turut dalam penggerebekan.

Menurut Suparno, dari 26 produk obat tradisional, baru enam yang sudah memiliki izin edar. Sementara 20 produk lain belum berizin edar.

Pemasaran produk yang belum memiliki izin, kata Suparno, ditaruh di klinik jejaringnya seperti Pondok Pesantren Temboro Magetan dan satu klinik di Kota Madiun. Produk itu diedarkan di kalangan terbatas di bawah pengawasan dokter.

Baca juga: Polisi dan BPOM Gerebek Industri Obat Tradisional di Madiun

Suparno berdalih nekat mengedarkan obat tak berizin edar di kalangan terbatas lantaran memiliki dasar hukum. Setahu dia, ada obat tradisional yang tidak perlu mendapat izin edar seperti jamu gendong, pengobatan yang ada di bawah tangan seperti dokter dan tabib.

"Jadi obat saya tidak perlu izin karena digunakan untuk kalangan sendiri," ungkap Suparno.

Suparno mengatakan selain dijual di klinik, obat produksinya juga dijual ke tabib-tabib yang dilatihnya. Bahkan ia menggelar pelatihan tabib-tabib di seluruh Indonesia.

Ditanya apakah pabriknya memliki laboratorium, ia mengatakan belum. Pasalnya pembangunan laboratorium menelan biaya yang besar. Hanya saja, seluruh produk yang dijual sebelumnya sudah diuji lab di Bogor yang sudah terakreditasi pemerintah.

Tak hanya itu, kata dia, produk-produk yang sudah diuji laboratorium diserahkan ke BPOM untuk diproses izin edarnya.

"Seluruh obat yang saya buat saya uji pada diri saya sendiri terlebih dahulu," ujar Suparno.

Suparno mengatakan, sejauh ini belum ada keluhan dari pembeli yang mengonsumsi obat tradisional produksinya. Omzetnya mencapai ratusan juta rupiah setiap bulan.

Atas penggerebekan pabriknya, Suparno hanya pasrah terhadap proses penyidikan yang dilakukan polisi. Ia berprinsip tidak melakukan kejahatan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com