Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wanita Berkursi Roda Meniti Kemandirian dengan Merajut

Kompas.com - 16/09/2017, 15:40 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Tangan Sri Musripah, warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, cukup lihai bergerak pada aktifitas merajut benang. Rajutan-rajutan itu kemudian menjelma menjadi aneka ragam barang mulai gantungan kunci hingga tas jinjing.

Wanita usia 37 tahun itu harus terus berkarya, merajut, agar orderan yang sudah menumpuk segera terpenuhi. Karena dari pesanan-pesanan itulah dia bisa sekedar menutup kebutuhan ekonominya. Aktivitas merajut menjadi sumber penghasilan utamanya.

Dia menggelutinya sejak tiga tahun terakhir. Tepatnya setelah pensiun dari usaha kerajinan bambu yang sejak lama dia geluti.

"Kalau kerajinan bambu, dulu saya bikin besek. Pekerjaannya berat hasilnya kecil," ujar Sri saat ditemui di rumahnya, Senin (11/9/2017).

Warga Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem ini, memutuskan mengganti pekerjaannya karena kerajinan bambu membutuhkan tenaga yang luar biasa. Aktivitasnya dimulai dari memilah batang bambu hingga membelah batangan itu menjadi irisan tipis-tipis baru kemudian dianyam menjadi aneka ragam kerajinan.

Pekerjaan itu tentu sangat berat dan membutuhkan keleluasaan gerak padahal Musripah hanya mampu mengerjakannya dari atas kursi roda. Sehingga kemudian dia meninggalkannya untuk memilih pekerjaan yang lebih terjangkau baginya.

Baca juga: Kisah Seorang Ibu Berjuang Melahirkan di Atas Perahu di Sungai Kalimantan

Wanita single ini mengalami lumpuh sejak duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Tidak ada yang tahu pasti penyebab kelumpuhannya itu. Semua berawal saat dia terjatuh saat bermain bersama teman-temannya di lapangan sekolahnya.

Usai jatuh itu badannya panas dan terbaring sakit. Tidak lama kemudian tahu-tahu tubuh bagian pinggul hingga ke bawah tidak bisa digerakkan. Saat itu keluarganya sudah mengupayakan pengobatan, namun belum ada hasil. "Pengapuran sumsum tulang belakang atau apa gitu, saya lupa," ujar Musammah, kakak Musripah.

Kondisi itu pula yang membuatnya tidak pernah kembali ke sekolah. Paktis dia hanya mengenyam bangku sekolah dasar kelas 4. Dia lebih banyak beraktifitas di sekitaran rumah dan berjuang dalam kemandirian.

Merajut bagi Musripah tidak sekedar berorientasi ekonomi tetapi juga penegasan akan pentingnya hidup mandiri. Hidup berdikari tanpa banyak menunggu uluran tangan orang lain. Bahkan untuk menunjang mobilitasnya itu, kursi rodanya juga sudah dia modifikasi khusus.

"Saya memang ingin mandiri. Sukses karena daya upaya sendiri," sebutnya.

Baca juga: Kisah Adnan Ganto, Warga Pedalaman Aceh yang Sukses Jadi Bankir Dunia

Beberapa hasil kreasi Siti MusripahKOMPAS.com/M.Agus Fauzul Hakim Beberapa hasil kreasi Siti Musripah
Sebagaimana kecakapan menganyam bambu, kemampuan merajut benang hingga menjadi aneka bentuk kerajinan tangan indah itu dia dapat secara otodidak. Kreasinya lebih banyak dari hasil dari inspirasi pribadi. Namun dia juga tidak menutup diri dengan perkembangan dunia rajut yang ada.

Dia berupaya selalu meng-update wawasannya dengan bergabung pada grup-grup rajut yang mempunyai jadwal pertemuan secara teratur maupun grup yang ada di dunia maya. Melalui komunitas itu pula dia dapat mengembangkan usahanya terutama pada sisi pemasaran hasil kreasinya.

Banyak kreasi yang telah dia buat, mulai  gantungan kunci dengan karakter tokok kartun, wadah tisu, aneka souvenir pernikahan, hingga tas rajut. Harga produknya juga relatif terjangkau.

Perbedaan harga tergantung pada jenis barang dan tingkat kesulitan pengerjaannya. Untuk dompet harganya sekitar Rp 80.000, tas Rp 350.000, wadah tisu Rp 50.000, serta gantungan kunci antara Rp 10.000- Rp 30.000.

Sementara pemasaran produknya dilakukan oleh rekan-rekannya sehingga Musripah hanya fokus pada sisi produksi. Karya Sri pun sudah menembus ke luar pulau. 

Wanita yang memberi label produknya dengan nama "Siti Handmade" ini tidak mau berangan-angan besar. Dia hanya ingin menjalaninya dengan lancar dan diberi kesehatan agar senantiasa dapat menyelesaikan pesanan-pesanan yang masuk. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com