Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CGV Movie Project, "Kawah Candradimuka" Sineas Muda Indonesia

Kompas.com - 12/09/2017, 08:19 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

KOMPAS.com - CGV Blitz berkomitmen untuk terus mengembangkan industri dunia perfilman Indonesia.

Setelah beberapa tahun mengelar Toto's Film Making Class (pelatihan pembuatan film untuk siswa-siswi SMA/SMK), CGV Blitz kembali memberi kesempatan bagi sineas muda di Indonesia melalui CGV Movie Project.

CGV Movie Project menjadi semacam kawah candradimuka bagi para sineas muda Indonesia. Dimana sineas muda Indonesia yang terpilih akan ditempa dalam hal ide, penulisan skenario, pra-produksi, produksi, hingga cost production untuk menghasilkan karya film berkualitas.

Cempaka, CGV Movie Project Head mengatakan, sebelumnya CGV menyelenggarakan Toto's Film Making Class yakni program membuat film untuk anak-anak SMA/SMK. Berawal dari sana, muncul ide untuk membuat CGV Movie Project.

"Akan lebih seru lagi kalau membuat suatu program yang usia pesertanya lebih dewasa, 20 tahun sampai 30 tahun, dan akhirnya lahirlah CGV Movie Project ini," ujar Cempaka, CGV Movie Project Head saat ditemui Kompas.com, Senin (11/9/2017).

(Baca juga: Delapan Film Karya Sineas Muda Lolos Seleksi LA Indie Movie)

CGV Movie Project 2017 ini yang pertama kali digelar dan secara ide lebih matang dibandingkan sebelumnya. Selain itu, dari sisi pesertanya juga berbeda. Peserta CGV Movie Project bukan lagi pemula tetapi sineas yang memiliki pengalaman di bidang film.

Bahkan ada beberapa peserta yang menjuarai berbagai festival film di Indonesia. Kehadiran CGV Movie Project ini pun direspons positif oleh para sineas muda.

Terbukti ada 190 tim dari seluruh Indonesia yang mengirimkan ide cerita dari berbagai genre film. Ratusan tim ini dinilai tim juri dan terpilih 17 tim.

"Jadi mereka mengirimkan ide cerita, lalu tim juri memilih ide cerita yang menarik, orisinalitas, kreativitas, lalu memungkinkan atau tidak dibuat film durasi 20 menit-30 menit. Film yang kita mau memang bukan film pendek, genrenya apapun, dokumenter atau film yang lain bebas, hanya animasi memang belum," tuturnya.

"Tema tahun ini tidak kita tentukan. Karena kita ingin melihat seliar apa ide-ide sineas muda Indonesia," ucapnya.

(Baca juga: 20 Tahun Disembunyikan dari Taliban, Film Afganistan Didigitalkan)

 

Sebanyak 17 tim yang terpilih kembali bersaing. Mereka mempresentasikan ide cerita sampai biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi film di hadapan tim juri yakni Ismail Basbeth, Anggia Kharisma, dan Salman Aristo.

Dari 17 tim yang berangkat ke Jakarta ini, dipilih 3 tim dan akan mendapatkan dana untuk memproduksi film.

"Tiga tim yang lolos ini kita berikan pendanaan masing-masing Rp 50 juta untuk produksi film sebagai hasil akhirnya," bebernya.

Tak cukup sampai di situ, tiga tim yang lolos lalu ke Yogyakarta mengikuti bootcamp untuk menggodok ide cerita mereka.

Selama Lima hari, mulai Senin 11 September 2017 hingga 15 September 2017 di Rumah Film Indonesia, tim yang lolos akan mendapatkan materi dari penulis skenario film Indonesia yakni Salman Aristo, Arief Ash-Shiddiq, dan Ifan Adriansyah Ismail.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com