Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Masyarakat Diajak Saling Peduli

Kompas.com - 10/09/2017, 17:15 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai salah satu wilayah yang memiliki kasus bunuh diri terbanyak di Yogyakarta, Gunungkidul menjadi fokus perhatian pegiat kemanusiaan.

Masyarakat Gunungkidul pun diajak untuk peduli terhadap sesama, karena bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan yang terkait erat dengan kondisi kesehatan jiwa.

Ketua LSM Imaji (Inti Mata Jiwa), Joko Yanu Widiasta mengatakan, dalam kurun waktu 2001-2016, di Kabupaten Gunungkidul tercatat sebanyak 458 kejadian bunuh diri, termasuk percobaan bunuh diri. Masih terjadi 28 hingga 29 kejadian bunuh diri per tahun di daerah itu.

Pada tahun 2017 sampai 9 September 2017, tercatat sebanyak 26 peristiwa bunuh diri. Hari ini juga terjadi kasus bunuh diri di Kecamatan Panggang, sehingga total ada 27 orang yang melakukan bunuh diri.

"Angka-angka tersebut bukan sekadar data statistik, tetapi sesungguhnya merupakan fakta riil tragedi kemanusiaan masih terjadi di lingkungan terdekat kita," kata Joko dalam rilisnya Minggu (10/9/2017).

"Luangkan Satu Menit untuk Ubah Kehidupan" adalah tema peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 10 September tahun 2017 yang ditetapkan oleh International Association for Suicide Prevention (IASP). Peringatan ini menjadi pengingat sekaligus pesan agar kita menyatukan pandangan dan bergerak melangkah melakukan penanggulangan.

Baca juga: Ahli Kedokteran Jiwa: Masyarakat Bisa Cegah Aksi Bunuh Diri

"Semua pihak sesuai kapasitas masing-masing bersedia sangkul-sinangkul ing bot-repot (Bahu membahu) mengambil bagian dalam upaya penanggulangan dan pencegahan bunuh diri," katanya.

Depresi

Dari data yang dimiliki Imaji, kebanyakan pelaku bunuh diri berawal dari depresi. Hasil identifikasi tersebut diyakini menjadi faktor pemicu seseorang mengakhiri hidup.

Harus ada upaya preventif untuk mencegah aksi bunuh diri, yakni berupa pendidikan yang berisi pencegahan bunuh diri melalui semua pihak, melibatkan masyarakat, lembaga pendidikan pemerintah dan yang lain.

Paling utama adalah memutus stigma bahwa tindakan bunuh diri itu terjadi karena lemah iman, miskin, sakit menahun atau lainnya.

Pihaknya mendorong semua pihak untuk bergerak. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, satuan vertikal pemerintah pusat, ormas, karangtaruna, organisasi keagamaan, BLU RSUD Wonosari, UPTD puskesmas, dan RS/klinik swasta diharapkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dengan memahami bahwa peristiwa bunuh diri adalah persoalan kesehatan jiwa.

Pihaknya mengajak masyarakat bergerak untuk menolong sesama dengan cara "Lihat", yakni peduli situasi lingkungan terdekat. "Dengar", yakni peduli mendengarkan dan berempati terhadap masalah yang dihadapi serta "Sambungkan", yakni menyambungkan kepada unit layanan kesehatan terdekat, layanan sosial/keagamaan terdekat, dan layanan bantuan kemanusiaan lainnya yang ada.

Terus bertambah

Secara terpisah, Kasubag Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino mengatakan, sampai saat ini ada 27 kasus bunuh diri, dan dua kasus percobaan bunuh diri. Kasus yang terakhir terjadi pada Minggu (10/9/2017) hari ini di Kecamatan Panggang.

"Total 29 kasus bunuh diri, yang berhasil ada 27 orang, dan percobaan ada dua kasus," katanya. 

Baca juga: Selama 6 Bulan, 19 Warga Gunungkidul Bunuh Diri

Pihaknya sudah berupaya dalam melakukan pencegahan bunuh diri dengan sosialisasi kepada masyarakat melalui Babhinkamtibmas, dan bekerka sama dengan tokoh agama serta masyarakat.  

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sudah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 121/KPTS/ Tim 2017 tentang Pembentukan Tim Penanggulangan dan Pencegahan Bunuh diri.

Kompas TV Vokalis Linkin Park Tewas Bunuh Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com